Yani Mboeik: Fren Takut Gaul

Kupang, Lentira
Situasi politik di Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin memanas karena para kandidat sudah mulai mengatur waktu dan mencari strategi politik untuk meraup masa dan memenangkan Pilkada ini.
Sumber terpercaya SKM Lentira menggambarkan, kalau Paket Ibrahim A. Medah-Paulus Moa (Tulus) yang diandalkan dari Partai golkar takut bersaing dengan paket tertentu yang tidak lolos tahap verivikasi di KPUD NTT. Untungnya paket tersebut tidak lolos verivikasi. Sementara Paket Frans Lebu Raya-Esthon Foenay (Fren) andalan PDIP, takut dengan paket Gaspar P. Ehok- Yulius Bobo (Gaul) yang diusung dari beberapa gabungan partai politik.
Politisi kawakan yang adalah perintis PDIP NTT, Ir Karel Yani Mboeik ketika dimintai tanggapannya tentang hal itu menegaskan jika paket Fren takut disaingi oleh Paket Gaul maka artinya Fren merasa tidak percaya diri dan mungkin juga selama ini paket tersebut belum berbuat banyak terhadap rakyat NTT.
Pasalnya, Frans Lebu Raya adalah mantan anggota DPRD NTT, Wakil Gubernur, pemegang kendali partai yang pernah berkuasa di Republik ini lantas mengapa harus takut dengan paket lain.
“Kalau yakin bahwa orang akan memilih kita, kenapa harus takut. Orang-orang yang takut tandanya tidak percaya diri,” kata Yani.
Menurut Yani bahwa PDIP akan menang jika kader partai tersebut sudah melakukan hal yang terbaik bagi masyarakat. Contoh yang terbaik dilakukan seperti apa, mantan ketua Fraksi PDIP NTT ini mengemukakan banyak hal tanpa merincikannya.
Dia optimistis, kalau tidak ada pengaruh negatif terhadap paket Fren ketika lolosnya paket Gaul. Artinya bahwa Frans Lebu Raya harus yakin bahwa dia sudah berbuat yang terbaik bagi masyarakat NTT. Namun jika Frans Lebu Raya merasa takut disaingi dengan paket Gaul maka jelas masih banyak kekurangan dari dirinya, baik secara pemerintahan maupun pribadi.
Menjawab pertanyaan Lentira tentang opini yang berkembang soal rasa takutnya paket Fren terhadap Gaul, Yani juga mengakui hal itu. Dia menyampaikan, PDIP adalah partai besar namun kader-kadernya adalah orang yang berjiwa kecil dalam menghadapai persoalan. Dia mengakui struktur PDIP sangat besar yakni meluas sampai ke tingkat pedesaan, maka kader PDIP yang merasa takut disaingi adalah kader yang belum berbuat baik terhadap masyarakat di akar rumput.
Tentang strategi politik yang dimainkan oleh PDIP untuk memenangkan paket Fren, Yani menegaskan pihaknya sama sekali tidak mengetahui hal itu. Alasanya PDIP tidak pernah mengundang dirinya untuk mengikuti kegiatan partai. “Kalau untuk itu saya tidak tau karena rapat pun saya tidak tau karena tidak diundang,” katanya. (tim)