Wiranto: Saya Tidak Fitnah SBY

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto menegaskan bahwa dirinya tidak pernah sama sekali melakukan fitnah terhadap presiden SBY terkait isi iklannya yang menyatakan bahwa presiden SBY ingkar janji untuk tidak menaikkan harga BBM tahun 2008 ini.
Menurut Wiranto isi iklannya tersebut sesuai dengan data dan fakta seperti dalam situs resmi Sekneg 8 November 2007 silam.
“Saya bicara itu didukung fakta dan data. Lihat website Sekneg 8 November 2007 silam. Pak presiden SBY atas nama pemerintah menyatakan tidak akan menaikan harga BBM tahun 2008 karena masih ada langkah mujarab di luar menaikkan harga BBM. Itu disampaikan setelah pelantikan KSAL yang baru,” ujar Wiranto kepada wartawan usai pembekalan Kader Partai Hanura di Hotel Sahid Yogyakarta.
Menurut Wiranto isi iklannya dibeberapa media ini secara substansi sebenarnya sama dengan aksi unjukrasa mahasiswa untuk mengingatkan atau koreksi pemerintah. Namun dengan iklan dinilainya lebih aman serta tidak ada kebrutalan di dalamnya. Hal ini sekaligus sebagai saran kepada pemerintahan SBY-JK agar mempertimbangkan kembali dalam menaikkan harga BBM sebab akan menambah jumlah orang miskin di Indonesia.
“Dengan iklan itu khan saya lebih halus, aman dan tak ada bentrok maupun kebrutalan. Intinya sih pemerintah agar pertimbangkan kembali untuk tidak menaikkan harga BBM karena akan menambah saja jumlah orang miskin,” ungkapnya.
Wiranto menjelaskan bahwa substansi iklannya itu muncul seiring dengan rasa kemanusian dan keadilan masyarakat yang mulai terganggu dengan rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Namun demikian ia mengatakan bahwa pendekatan yang ia lakukan sama sekali bukan karena politik namun rasa kemanusiaan dan keadilan.
“Itu hal biasa tidak usah lah jadi polemik berkepanjangan wong saya tak ada tendensi politik dan hanya rasa kemanusiaan serta keadilan saja kok,” tuturnya.

Presiden SBY: Mari Utamakan Mengatasi Persoalan Bersama

Menghadapi krisis pangan dan energi global, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan ajakan moral agar bangsa Indonesia tetap bersatu, jangan saling salah-menyalahkan, dan jangan hanya jadi penonton.
“Meskipun tahun depan akan ada pemilihan umum, mari kita utamakan mengatasi persoalan bersama ini ketimbang kepentingan masing-masing yang kental dengan kepentingan politik,” kata Presiden SBY dalam pidato pengarahannya saat menerima peserta Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia di Istana Negara, Kamis (22/5) pagi.
Presiden SBY yakin bahwa peran agama sangat-sangat penting. ”Ajaran agama merupakan sumber dan rujukan membangun peradaban bangsa yang mulia. Peran pemuka agama dalam membimbing umat sangat penting. Untuk membangun perdadaban bangsa, saya sangat mengandalkan pemuka agama, pendidik, dan orangtua. Ketiga inilah yang akan menjadi pilar untuk membangun peradaban,” ujar Presiden SBY.
“Banyak elemen yang menyangkut peradaban. Pertama adalah nilai, jati diri, dan karakter bangsa yang luhur dan terhormat. Kedua, semangat dan etos kerja yang kuat dan gigih. Ketiga, persaudaraan dan kerukunan yang kuat. Empat, tanggung jawab untuk memelihara kelestarian lingkungan. Lima, bangsa yang berperadaban baik ketika menghadapi konflik akan mengedepankan cara-cara damai dan demokratis. Enam, dalam dunia yang telah berubah, identitas ke Indonesiaan kita harus terus dijaga,” Presiden SBY menerangkan. Dalam kesempatan tersebut Presiden SBY tidak lupa mengingatkan, meskipun para pemuka agama dan umat beragama di Indonesia memiliki ikatan dengan perkampungan keagamaan dunia, namun ikatan keagamaan bangsa Indonesia harus lebih kuat. “Yang harus kita lakukan adalah marilah kita menjadi contoh dan memberi contoh. Para pemimpin agama agar menjadi dan memberi contoh agar akhlak dan budi pekerti rakyat baik,” tandasnya.