Wapres Ingatkan Jangan Mengolok Bangsa Sendiri

JAKARTA--MI: Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla meminta masyarakat jangan mengolok-olok bangsa sendiri, karena orang yang selalu memyalahkan diri sendiri tidak akan bisa maju.
"Jangan suka mengolok-olok bangsa sendiri. Bagaimana bisa maju kalau kita selalu mengolok diri sendiri," kata Kalla saat menyampaikan sambutan pada acara penutupan Rapimnas dan Rakernas II Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) di Hotel Santika, Jakarta, Selasa (20/5) malam.
Hadir dalam acara itu sejumlah tokoh nasional antara lain Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Pendiri Soksi Suhardiman, Ketua MK Jimly Asshiddiqie, mantan Mendagri Syarwan Hamid, dan mantan Menkeh Oetojo Oesman.
Dalam hari-hari belakangan ini, kata Kalla, berkembang informasi seolah-olah bangsa ini akan bangkrut. Padahal, dalam dua tahun terakhir pertumbuhan ekonomi cukup stabil yakni di atas 6%. "Apanya yang bangkrut?" tanya Wapres yang juga Ketua Umum Golkar itu.
Ia meminta semua pihak melihat kondisi bangsa ini secara apa adanya. Semua hal positif dan negatif harus dilihat secara jujur agar bangsa ini tidak terjerumus pada penilaian-penilaian yang menyesatkan. "Kita harus jujur pada diri sendiri dan jujur pada orang lain. Lihatlah bangsa ini seperti apa adanya, dan saya yakin Soksi didirikan bukan untuk melihat hal-hal yang negatif saja," tegasnya disambut tepuk tangan hadirin.
Kalla mengakui akan ada kenaikan harga BBM sekitar 30%. Kenaikan tersebut bukan untuk memberatkan rakyat, tetapi sebagai jalan keluar menghadapi gejolak harga minyak dunia yang saat ini sudah mencapai US$125 per barel.
Dengan kondisi hHarga minyak dunia itu, artinya harga pokok minyak tanah, premium, dan solar sebesar Rp10.000 per liter. Bila Pertamina menjual minyak tanah Rp2.000 per liter berarti terjadi subsidi sebesar Rp8.000.
Pihak yang paling menikmati subsidi BBM selama ini, katanya, yakni golongan ekonomi menengah atas, karena kelompok masyarakat inilah yang paling banyak menggunakan enegri. "Jadi subsidi sekitar Rp250 triliun per tahun itu yang menikmati adalah orang-orang mapan. Makanya subsisi harus dikurangi," tuturnya.
Lebih lanjut Kalla meminta Soksi agar menjadi ioner dalam memajukan bangsa ke depan dengan selalu tampil sebagai organisasi massa yang berkarakter.