Demokrat Perketat Penyaringan Calon Legislatif

Partai Demokrat belum menentukan untuk mengusung kembali Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi kandidat presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 mendatang.
Partai penguasa ini masih konsentrasi untuk memenangkan pemilu legislatif. Sebab, itulah yang akan menjadi syarat pengajuan capres dan cawapres “Waktunya sholat zuhur, ya solat zuhur. Nanti kalau sudah tiba waktu sholat azhar, baru shalat azhar. Jangan shalat azhar pada waktu solat dzuhur,” kata Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Alasan lain Demokrat tidak ingin buru-buru mengerucutkan nama calon presiden adalah, kekhawatiran akan mengganggu konsentrasi pemerintahan Presiden SBY.
Anas tidak terlalu risau dengan masalah ini. Sebab, menurutnya, masyarakat mengetahui figur yang layak memimpin. “Jadi rakyat sudah paham, misalnya mereka memilih Golkar pada pemilu legislatif, maka kira-kira siapa capresnya pada pilpres nanti,” kata Anas.
Dalam perekrutan calon legislatif ke depan ini, kata Anas, Demokrat akan lebih memperketat penyaringan. Hal ini terkait terungkapnya sejumlah dugaan perkara korupsi yang dilakukan para wakil rakyat. Dan diantaranya menyeret salah satu anggota Fraksi Demokrat.
Caranya, Demokrat akan merumuskan peraturan kepartaian. Salah satu wacana rumusan aturan itu ialah, seorang kader harus mundur apabila ditetapkan oleh penegak hukum sebagai tersangka. “Jadi tidak harus menunggu sampai ia menjadi terpidana,” ujar Anas.
Anas mengemukakan, perekrutan calon legislatif akan menekankan tiga hal. Pertama, sanggup bekerja sebagai anggota parlemen. Kedua, memiliki integritas di tingkat pusat maupun daerah. Ketiga, diterima baik oleh konstituen.
Kemudian, soal dampak politik terhadap rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan ditempuh pemerintah, kata Anas, Demokrat sudah memperhitungkannya. Anas optimis, suara untuk Demokrat tidak akan merosot.
Sebaliknya, Anas optimis pada pemilu mendatang, partai ini akan memperoleh suara dua kali lipat dari pemilu 2004 lalu (dari 7,5 persen menjadi 15 persen)
Demokrat berpatokan pada survei yang telah dilakukan dan menunjukkan presentase angka popularitas masih tetap bagus. “Biar rakyat yang menentukan. Yang penting ekonomi nasional tidak ambruk,” ujar Anas.