PDRB NTT Turun 10, 20 Persen

Kupang, Lentira
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan pertama tahun 2008 mengalami penurunan hingga mencapai 10,20 persen jika di bandingkan dengan triwulan ke IV tahun 2007. Pertumbuhan negatif ini dialami di semua sektor ekonomi tanpa kecuali.
Penurunan yang sangat siknifikan hingga mencapai 10,20 persen tersebut di akibatkan oleh semua sektor ekonomi yang mengalami konstraksi pertumbuhan di atas 10 persen sedangkan yang mengalami konstraksi terkecil adalah sektor pertanian dengan pertumbuhan negatif 0,64 persen. PDRB NTT pada triwulan pertama tahun 2008 jika di bandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2007 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 5,24 persen.
Demikian disampaikan Kepela Badan Pusat Statistik NTT Ir. Poltak Siahaan pada acara jumpa pers di ruang rapat BPS pekan lalu. Dikatakan, perekonomian NTT yang di ukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan pertama tahun 2008 mencapai Rp. 4. 893,8 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2008 adalah Rp. 2.642,2 milyar.
Poltak menjelaskan, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan pertama tahun 2008 di bandingkan dengan triwulan ke IV tahun 2007 menurun secara rill sebesar minus 11,65 persen. Demikian pula pengeluaran konsumsi pemerintah menurun sebesar 16,46 persen sementara pembentukanm modal tetap bruto mengalami penurunan sebesar minus 13,99 persen. Demikian juga eksport barang dan jasa mengalami penurunan sebesar minus 12,68 persen selanjutnya komponen import barang dan jasa mengalami penurunan sebesar minus 15,02 persen.
Jika di bandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2007 terjadi peningkatan laju pertumbuhan sebagian komponen penggunaan yakni, konsumsi lemabaga swata nirlaba sebesar 6,75 persen. Konsumsi pemerintah sebesar 14,78 persen.
Selain itu menurut Poltak, ekspor barang dan jasa sebesar 0,96 persen dan impor barang dan jasa sebesar 2,00 persen sedangkan yang mengalami penurunan pada laju pertumbuhan adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar minus 1,02 persen dan penbentukan modal tetap bruto sebesar minus 1,26 persen.
Poltak menambahkan, kinerja perekonomian NTT pada triwulan I tahun 2008 bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan, mengalami penurunan sebesar minus 10,20 persen. Penrunan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi, di mana urutan terbesar yang mengalami penurunan adalah sektor lembaga keuangan dan jasa perusahaan yaitu sebesar minus 22,83 persen di ikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar minus 19,83 persen dan sektor konstruksi sebesar minus 17,29 persen.
“Sektor kontruksi pada triwulan pertama tahun 2008 mengalami penurunan sebesar minus 17,29 persen terhadap triwulan IV tahun 2007. penurunan tersebut di akibatkan oleh cukup besarnya peran dana dari pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat yang melakukan pembangunan di provinsi NTT di mana triwulan I biasanaya di tingkat pekerjaan belum padat,” katanya.
Selain itu sektor pertanian yang paling dominan di mana kontribusinya sebesar 44,14 persen terhadap PDRB provinsi NTT pada triwulan I tahun 2008 pertumbuhannya mengalami konteraksi sebesar minus 0,64 persen terhadap triwulan IV tahun 2007. Dirincikan, laju pertumbuhan tersebut disebabkan oleh sub sektor tanaman bahan makanan yang mengalami pertumbuhan sebesar 8,90 persen.
Selain itu subsektor lainnya pengalami pertumbuhan negatif (konstraksi pertumbuhan) di mana sub sektor tanaman perkebunan mangalami minus sebesar 14,35 persen. Sedangkan subsektor peternakan dan hasil-hasilnya sebesar minus 3,97 dan sub sektor kehutanan sebesar minus 5,63 persen dan sub sektor perikanan sebesar minus 17,97 persen.
Lebih jauh Poltak menambahkan, PDRB triwulan I tahun 2008 bila di bandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya mencerminkan perubahan tanpa di pengaruhi oleh faktor musim (year on year).
Sektor sektor yang mengalami peningkatan kecuali sektor keuangan, sektor persewahan dan jasa perusahaan serta jasa-jasa lain dengan total peningkatan hanya mencapai 5,24 persen. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah sektor bangunan dan kontruksi sebesar 10,28 persen diikuti oleh pertambangan dan penggalian sebesar 10,05 persen dan sektor pertanian sebesar 8,35 persen serta pengangkutan dan komunikasi sebesar 6,84 persen
“Ppengaruh terhadap laju pertumbuhan di disektor ekonomi di NTT dapat dilakukan dengan mengamati sumbangan masing-masing sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi secara total,” ungkap Poltak.
Selain itu pada triwulan pertama tahun 2008 sektor jasa-jasa juga kembali menjadi penyumbang terbesar pada laju pertumbuhan ekonomi NTT sebesar 46,13 persen dan di ikuti oleh perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,10 persen dan sektor bangunan sebesar 11,83 persen, sektor keuangan. Persewahan dan jasa perusahaan juga menyumbangkan 8,08 persen sementara itu sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 8,02 persen dan sektor pertanian pada triwulan I tahun 2008 menduduki posisi ke – 6 dengan sumbangan sebesar 2,42 persen. (ius)