Elvianus Wairata

Nelayan Kota Punya Daya Juang

Kupang-Lentira
Nelayan Kota Kupang punya daya juang yang sangat tinggi, karena para nelayan Kota mempunyai Vising Graund (Daya penangkapan) yang sangat jauh dengan nelayan lain yakni nelayan di daratan Sumba, Rote, Timor, Alor dan Flores. Jika dilihat dari luas wilayah di Kota Kupang, maka garis pantai di Wilayah Kabupaten Kupang kurang lebih 27 kilo meter. Akan tetapi Kota Kupang mempunyai keunggulan kompertif dan kompetati.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang, Ir. Elvianus Wairata, M.Si saat di temui Lentira diruang kerjanya pekan lalu menyampaikan, kota kupang mempunyai kekayaan sumber daya manusia (SDM). Misalnya, nelayan dengan kapal-kapal mempunyai daya juang jauh melebihi nelayan dari daerah-daearh lain. Dengan demikian maka, nelayan Kota Kupang bisa dikategorikan sebagai nelayan yang mempunyai daya juang cukup baik.
Dikatakannya, walaupun para nelayan masih mempunyai kekurangan dalam membaca peta juga membaca batas-batas wilayah namun Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Kupang berusaha untuk membekali mereka dengan beberapa pelatihan sehingga nelayan tidak melanggar batas-batas wilayah yang telah ditentukan.
Wairata juga menambahkan Kota Kupang merupakan sentral pemasaran untuk daratan timur bahkan semua aktifitas eksport yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) hom besnya berada di Kota Kupang. “Kota Kupang juga merupakan pelabuhan ceck point zona ekonomi ekslusif Indonesia,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, nelayan Kota Kupang sendiri terbagi dalam beberapa kriteria, yakni nelayan yang berada di radius kapal di atas 30 Gt atau di sebut dengan nelayan pancing. Para nelayan tersebut biasanya di Tenao. Selain itu lampara yang berada di sepanjang namosain dan kelapa lima. Khusus lampara mempunyai daerah penangkapan yang cukup jauh sehingga dari hasil tangkapan mereka dapat mensejahterakan masyarakat untuk itu nelayan Kota Kupang bisa di kategorikan nelayan modern.
Ia menjelaskan, kebijakan yang diterapkan dinas perikanan dan kelautan adalah mencoba meminimalisasi struktur armada yang ada di Kota Kupang. “Dulu armada di Kota Kupang di dominasi oleh armada Tradisional yakni perahu-perahu kayu,” jelas Wairata.
Dikatakannya, dalam jangka waktu 5 tahun kedepan mereka akan berusaha untuk menghilangkan perahu tradisional. Pasalnya, jika para nelayan masih menggunakan kapal-kapal tradisional maka nelayan hanya mampu menangkap ikan pada pesisir yang paling dekat sehingga tidak ekonomis. Kebijakan yang diambil untuk jangka waktu ke depan dengan menyediakan sarana pendukung dalam rangka mengeksploitasi sumber daya dengan istilah sistim berantai dingin sehingga hasil tanggkapan mempunyai mutu.
“Nelayan Kota Kupang bertumbuh secara alami yakni sifatnya terjadi dengan jalan tradisional sehingga para nelayan sudah peka dan sudah menyatu dengan alam,” katanya. (ikz)