Harga BBM Naik, Rakyat Sengsara

Kupang, Lentira
Sungguh sangat naif dan jahat ketika pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla dengan tidak malu-malu berencana dan bahkan sudah diputuskan untuk menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan prosentasi 10-30 persen di tengah himpitan ekonomi rakyat yang sangat memprihatinkan. Dimana-mana rakyat mengeluh karena harga kebutuhan pokok naik, semua barang industri naik, pendidikan dan kesehatan mahal, bahkan untuk makan sehari-hari saja tidak cukup.
Koordinator Umum FPK BBM, Gregorius Dala yang ditemui Lentira di Kupang, beberapa waktu lalu mengatakan, ditengah bencana kelaparan, busung lapar, gizi buruk yang menimpa rakyat, pemerintahan SBY-JK malah menaikkan harga BBM. Kebijakan ini sangat jelas akan berdampak pada kehancuran industri dan perekonomian bangsa Indonesia.
“Disini, kami akan menjelaskan skenario kebusukan dibalik kebijakan menaikan harga BBM dan kebohongan pernyataan yang dikeluarkan oleh para ekonom kabinet SBY-JK yang mengatakan bahwa landasan kenaikan harga BBM dalam negeri dikarenakan adanya kenaikan harga minyak secara internasional. Kenaikan harga minyak dunia disebabkan oleh beberapa faktor seperti turunnya produksi minyak dunia. Penurunan produksi ini terletak pada gangguan alam seperti badai Katrina yang mengcover 92 persen produksi minyak teluk meksiko dan 83 persen produksi gas alamnya,” ungkap Gregorius Dala.
Dia berpendapat, gangguan politik dibeberapa negara penghasil minyak dunia juga merupakan faktor yang turut mempengaruhi penurunan harga minyak dunia. Gangguan politik ini merupakan produk keserakahan imperialis untuk merebut ladang-ladang minyak tersebut, seperti dalam kasus Irak dan Negeria. Krisis mata uang dollar sebagai lanjutan dari krisis pasar investasi dan perumahan yang melanda ekonomi ekonomi Amerika Serikat dan juga adanya permainan para spekulan yang mencari untuk besar dari kenaikan harga minyak di pasar internasional.
“Kami melakukan aksi ini sebagai bentuk penolakan akan semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan SBY-JK yang berkaitan dengan kenaikan BBM. Aksi ini akan berlanjut hingga tanggal 29 Mei 2008 mendatang. Hal ini bermaksud untuk memberikan pencerahan politik kepada masyarakat dimana akan terjadi kenaikan BBM hingga 30 persen. Penyataan pemerintah pusat tentang kenaikan harga BBM yang dikarenakan oleh melonjaknya harga minyak mentah dunia hingga 124 US Dollar/barelnya, sebenarnya solusi yang harus diambil adalah merasionalisasikan industri pertambangan asing yang selama ini dikuasai oleh pihak asing, tetapi pemerintah justru terbalik untuk menyelamatkan APBN justru menaikan harga BBM,” ungkapnya.
Dala mengatakan, mahasiswa yang selalu aktif berjuang untuk masyarakat yakni dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nusa Cendana, BEM Politeknik Negeri Kupang, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi. “Kami mengajak rakyat untuk secara serempak pada tanggal 29 Mei 2008 menuntut pemerintah untuk membatalkan kenaikan harga BBM, karena ini mempunyai dampak sosial yang sangat luas,” tegasnya. (ena)