2008, NTT Kembangkan Tanaman Kapas

Kupang, Lentira
Pemerintah pusat pada tahun anggaran 2008 ini telah memberikan bantuan dana kepada pemerintah Propinsi NTT sekitar Rp 1 miliar melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk program mengembangkan tanaman Kapas.
Program pengembangan tanaman Kapas tersebut direncanakan mulai ditanam pada musim tanam tahun ini didua Kabupaten didaratan Sumba, yakni Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Timur.
Sedangkan luas lahan yang akan dipakai untuk menanam sekitar sembilan ton benih tanaman Kapas mencapai 1500 hektar are, dengan rincian 750 hektar are di Kabupaten Sumba Barat dan 750 hektar are di Kabupaten Sumba Timur.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Propinsi NTT, Ir. Gaspar Ga’a kepada Lentira diruang kerjanya Rabu (14/5), pengembangan tanaman Kapas di NTT diharapkan kedepan dapat mengurangi impor serat Kapas kedalam negeri untuk industri tekstil yang selama ini masih didatangkan dari luar negeri.
“Paling tidak dengan adanya tanaman Kapas yang dikembangkan di NTT, 99 persen dipastikan dapat mengurangi impor serat Kapas untuk industri tekstil dalam negeri,” ujar Ga’a.
Untuk masing-masing lahan yang disiapkan didua Kabupaten tersebut mendapat alokasi dana sekitar Rp 400 juta lebih dengan jumlah benih masing-masing Kabupaten mendapat sekitar 4,5 ton.
Dana bantuan yang berasal dari APBN tersebut semuanya dimasukan langsung kerekening kelompok dan dikelolah sendiri oleh petani sesuai petunjuk dinas Perkebunan.
Dan dari dana tersebut peruntukannya jelas, yakni untuk pembelian benih, pupuk dan obat-obatan serta peralatan dan juga untuk membiayai pelatihan.
Selain dana bantuan yang berasal dari APBN, pemerintah Kabupaten Sumba Barat sendiri juga telah mengalokasikan dana sebesar Rp 400 juta yang berasal dari APBD untuk menunjang program dimaksud.
Sementara untuk benih tanaman Kapas yang akan ditanam adalah jenis Hibrida karena mempunyai keunggulan yakni hanya dalam waktu sekitar lima bulan atau sekitar 150 hari sejak tanam hasilnya sudah dapat dipanen.
“Diharapkan jenis Kapas Hibrida ini dapat menghasilkan dua ton per hektar. Selain jenis hibrida, jenis benih kapas lain yang akan ditanam adalah jenis kanisia yang mampu menghasilkan satu ton per hektar,” jelas Ga’a.
Jenis hibrida ini menurut Ga’a, mempunyai nilai jual yang tinggi yang diyakini dapat menguntungkan petani Kapas, yakni berkisar Rp 3.000 - Rp 3.500/kg serat atau biji.
Dan menyangkut dengan pemasarannya jelas Ga’a, sesuai surat Keputusan Menteri Pertanian, hasil panen petani Kapas akan langsung dibeli oleh PT Ade Agro Industri sebagai Perusahaan yang menampung sekaligus pengelolah.
Selain sebagai penampung dan pengelolah serat Kapas, perusahaan tersebut juga ditunjuk sebagai penjamin kredit terhadap petani Kapas dari bank-bank yang ditunjuk pemerintah, dengan perbandingan, 60 persen ditanggung perusahaan Ade Ago Industri, 40 persen oleh pemerintah.
Ditambahkannya, selain tanaman kapas yang ditanam, ada jenis tanaman lain yang juga akan ditanam, seperti Kopi, Kakao, jambu mete dan tanaman jarak.
Selain pohon kapas yang ditanam, nantinya juga akan disisip tanaman jagung diantara pohon kapas yang ditanam. (fwa)