Saatnya Masyarakat Menentukan Pilihan

Kupang, Lentira
Proses pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara lansung yang akan di gelar di NTT pada tanggal 02 Juni mendatang merupakan suatu realita yang akan dihadapi oleh masyarakat di mana masyarakat sebagai subyek politik sehingga rakyat di harapkan menggunakan hak-hak politik untuk menentukan siapa sebenernya pemimpin yang terbaik untuk memberikan kamajuan yang terbaik dalan memajukan NTT, Pemimpin yang mempunyai komitmen untuk memajukan NTT dan pemimpin mampu mewjutkan impian dasar masyarakat NTT.
Demikian Di sampaikan oleh Politisi Senior Partai Golongan Karya (Golkar) Akbar Tanjung yang di dampingi oleh Ketua DPRD NTT Drs. Melkianus Adoe sejumlah pengurus HMI yang di temui saat bersilaturahmi di rumah jabatan Gubernur NTT Pekan Lalu.
Dikatakan, Saatnya Masyarakat NTT di berikan peluang dan di berikan kepercayaan untuk memilih pemimpin yang dianggap mampu mengayomi dan pemimpin yang betul-betul mempunyai komitmen untuk mengabdikan diri kepada masyarakat untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, serta memilih pemimpin yang bukan bekerja untuk kepentingan ,kelompok, golongan,dan kepentingan pribadi.
Akbar menjelaskan, Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu provinsi yang kaya akan berbagai potensi yang di darat maupun di laut sehingga rakyat di mimta untuk memilih pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk mengelola kekayaan alam yang ada di daerah NTT demi kesejahteraan rakyat dan diharapkan kepada masyarakt untuk memilih pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk mengelola sumber daya alam yang ada di NTT dan pemimpin betul-betul mengabdikan dirinya kepada masyarakat NTT.
Partai Golkar telah menetapkan paket Tulus yakni Drs. I A Medah dan Drs. Paulus Moa sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada ajang Pilkada mendatang dan paket tersebut diserahkan sepenuhnya kepada rakyat untuk menilai dan menentukan pilihanya kepada siapa saja kandidat yang di anggap mampu untuk memimpin NTT lima tahun kedepan.
“Rakyat yang bedaulat dan rakyat yang bisa melihat siapa calon gubernur dan calon wakil gubernur yang memiliki komitmen, memiliki komitmen, memiliki visi dan semangat pengabdian yang total kepada masyarakat dan pasti untuk memimpin masyarakat NTT lima tahun ke depan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Jika dilihat dari tolak ukur rakyat untuk menentukan seorang pemimpin dan menetapkan seorang calon gubernur harus melalui suatu mekanisme dan system politik yang mengharuskan untuk dicalonkan oleh partai-partai politik dan mekanisme pencalonannya melalui partai sehingga partailah yag akan menentukan siapa yang akan menjadi calon pemimpin Daerah dengan dukungan suara yang cukup memenuhi standar dan di serahkan sepenuhnya kepada rakyat karena rakyatlah yang menilai siapa yang pantas untuk memimpin NTT kedepan.
“Saya meyakini bahwa rakyat yang melihat dan menilai siapa sebenarnay pemimpin yang mereka anggap paling mammpu memberikan kesejahteraan dan mampu memberikan kamajuan yang berarti bagi bagi masyarakat NTT,” ungkapnya.
Akabar Berpendapat, Pada tahun 2009 mendatang, dirinya akan mengkuti konfrensi dalam kaitan pemilihan calon presiden yang akan diadakan dalam beberapa kesempatan oleh sebab itu dirinya mencermati sejauhmana partai Golkar akan melakukan koference atau tidak. Sehingga jika partai Golkar tidak melakukan koference maka dirinya akan melihat peluang-peluang lain.
Seharusnya partai Golkar harus melakukan coference karena conference merupakan suatu pembelajaran palotik yang baik. Karena conference tersebut mengandung nilai-nilai posetif yang begitu tinggi dan melalui converence maka akan bisa di pilih calon pemimpin yang terbaik sehingga saat conference para kandidat saling mengadu argumentasi, beradu visi satu dengan yang lain sehinga dapat memutuskan siapakah yang akan menjadi calon presiden dari partai Golkar mendatang.
“Saya kira partai Golkar harus melakukan converence kalu partai Golkar tidak melakukan converence bisa dianggap bahwa partai Golkar sad bag karena converence sudah merupakan apresiasi oleh masarakat yang dianggap sebagi suatu iofasi politik,terobosan politik yang memperkaya kehidupan demokrasi,” Tegas Akbar.
Dilanjutkan, jika dilihat dari berbagai pengelaman kekalahan partai Golkar di beberapa Provinsi seperti di Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Sumatra Utara, Slawesi Utara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, sehingga dilihat dari pengelaman itu maka merupakan suatu pembelajaran bagi partai Golkar untuk melakukan suatu evaluasi kedalam melakukan introspeksi dan sekaligus perbaikan-perbaikan ke depan dalam menghadapi agenda-agenda politk kedepan.
“Sehingga pemimpin partai di daerah yang paling bertanggung jawab dengan daerah masing-masing tetapi pada intansi yang terakhir tentu pimpinan di tingkat nasional tidak boleh lepas tangan karena suatu saat pimpinan partai di tingkat nasional juga akan mempertanggung jawabkan kepada jajaran partai melalui musyawarah nasional”, ungkapnya. (ius)