KTPBA Merasa di ‘Tipu’ Dinas Peternakan Kabupaten Sikka

Maumere, Lentira
Sedikitnya 25 orang anggota Kelompok Tani Penanggulangan Bencana Alam (KTPBA) Kabaresi yang berada di Desa Hale Kecamatan Mapitara Kabupaten Sikka, merasa di ‘Tipu’ dan mengalami kerugian materi selama 10 bulan lamanya oleh Dinas Peternakan Kabupaten Sikka terkait proyek bantuan usaha yang bergerak dibidang peternakan dalam hal ini proyek bantuan peternakan sapi.
Awalnya Dinas Peternakan melalui Sub Dinas yang menangani program pemberdayaan kelompok tani melakukan sosialisasi terkait program ini tahun lalu, dalam kesempatan tersebut Sub Dinas berjanji akan memberikan bantuan berupa ternak sapi bagi kelompok-kelompok tani produktif yang memenuhi syarat-syarat yang diajukan.
Kekecewaan ini diungkapkan oleh Ketua KTPBA Kabaresi, Antonius Kreisswanto ketika ditemui Lentira diselah kesibukannya memberikan peneguhan kepada anggota kelompok terkait dengan janji yang belum berhasil direalisasikan oleh Dinas Peternakan.
Antonius mengatakan, KTPBA sebagai salah satu kelompok tani yang mendapat kesempatan memperoleh bantuan tersebut, hingga kini merasa dirugikan karena telah banyak mengeluarkan tenaga dan materi untuk mempersiapkan berbagai keperluan dalam hal pemeliharaan ternak-ternak itu.
“Kami merasa ditipu dan dirugikan karena kami sudah buang-buang uang untuk siap keperluan-keperluannya, mulai dari kandang, tali dan pakan ternak. Tapi sampai sekarang belum ada kejelasan dari Dinas,” ungkap Antonius dengan raut wajah penuh penyesalan.
Menurut Antonius, KTPBA berhak mendapatkan 25 ekor sapi ternak masing-masing 20 ekor jantan dan 5 ekor betina. Akan tetapi, sejak bulan Juli 2007 hingga saat ini belum ada satu ekor pun yang sampai ditangan.
“Sebagai ketua yang telah dipercayakan oleh anggota, saya merasa sangat-sangat kecewa dengan janji-janji dan propaganda dari pihak subdin peternakan kabupaten sikka untuk memberikan proyek bantuan peternakan sapi sebanyak 25 ekor dengan rincian 20 ekor sapi jantan dan 5 ekor sapi betina, yang kurang lebih disosialisasikan sudah sepuluh bulan lamanya,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh salah seorang anggota KTPBA, Albertus Ruben Iri, dengan nada yang penuh rasa kekesalan bercampur kecewa mengatakan, semua syarat administrasi berupa materai yang telah diminta oleh subdin peternakan telah dipenuhi, tidak hanya itu saja swadaya dari anggota penerima bantuan berupa kandang dan tali, namun sampai sejauh ini usaha dan harapan mereka belum juga terjawab. Padahal semua persyaratan dan peralatan yang ditentukan telah diusahakan dengan susah payah kini hanya menjadi hiasan pekarangan rumah belaka.
“Kami ini sudah miskin ditipu lagi, mau kemanakan kandang dan tali yang sudah ada ini, belum lagi banyak persyaratan yang diajukan sudah kami penuhi lalu kalau tidak jadi mau diapakan alat-alat itu,” ungkap Albertus penuh kekesalan.
Sebagai ketua KTPBA Anton mengharapkan, agar proyek yang telah dijanjikan oleh Subdin Peternakan Kabupaten Sikka secepatnya harus segera direalisasikan, sehingga masyarakat petani di Kabupaten Sikka tidak dirugikan baik materi maupun tenaga.
Selain itu dirinya juga mengharapkan, kepada Kepala Daerah yang baru saja terpilih di Kabupaten Sikka pada 16 April 2008 lalu yaitu Drs. Sosimus Mitang dan Dr. Damianus Wera, bisa memperhatikan aspirasi dari kaum Akar Rumput dan juga memperhatikan oknum-oknum Pegawai Negri Sipil dilingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten Sikka yang kinerja kerjanya kurang memuaskan. (dji)