Adonara Layak Jadi Kabupaten

Dari Hasil Penelitian Tim UGM di Adonara

Flotim, Lentira
Dengan kehadiran tim dari Universitas Gadja Mada (UGM) di Adonara Kabupaten Flores Timur beberapa waktu lalu untuk melakukan penelitian Ilmiah terkait persiapan Adonara menjadi sebuah Kabupaten seakan memberi angin segar.
Selain melakukan penelitian tim UGM juga melakukan diskusi internal dengan Forum Persiapan Adonara Kabupaten (FPArK) yang bertempat di Losmen Asri, setelah itu tim melanjutkan kegiatan dengan melakukan kunjungan ke semua wilayah kecamatan untuk melihat realitas dan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian. Mulai dari sumber daya alam, lembaga–lembaga pemerintahan dan swasta, kehidupan sosial budaya dan sebagianya.
Hal tersebut dikemukan oleh Sekretaris FPArK, Martinus Luli saat ditemui Lentira di sekretariat FPArK Jl. Trans Adonara pekan lalu, dirinya mengungkapkan, semua orang Adonara harus satu hati untuk mendukung upaya ini. Itu berarti kebulatan aspirasi masyarakat sangat dibutuhkan bahkan menjadi anasir penting.
“Mereka adalah Tim dari UGM, dan dari hasil kunjungannya ke semua kecamatan yang ada, masyarakat kebanyakan setuju agar Adonara menjadi sebuah kabupaten otonom,” ungkap Martin.
Martin menjelaskan, penjaringan Aspirasi selama ini telah dilakukan buktinya, sebanyak 3.158 orang dari 15 unsur telah menandatangani format aspirasi yang telah disiapkan. 15 unsur tersebut meliputi Partai politik, Organisasi massa, UKM, Unsur tokoh masyarakat, pendidikan, wanita, pemuda, buruh organda, pengusaha / pedagang, petani, Nelayan, koperasi, unsur LSM/Yayasan.
Menurut Martin, hingga kini FPArK masih menunggu format baru penjaringan aspirasi, format ini nantinya hanya akan diisi oleh para kepala Desa dan BPD di tujuh kecamatan yang ada.
Ketika ditanya bagaimana dengan rasa primodial yang banyak memunculkan gesekan pendapat dikalangan masyarakat terkait rencana pembentukan Kabupaten Adonara, Martin mengatakan, dari hasil kunjungan FPArK bersama tim dari UGM menunjukkan bahwa perbedaan dan tersebut sudah hampir tidak ada lagi.
Diakuin olehnya, memang pada awalnya sempat tanggapan miring yang datang dari masyarakat di kecamatan Adonara Barat, tetapi bukan ketidaksetujuan masyarakat akan upaya Adonara menjadi kabupaten melainkan lebih pada pengurus FPArK di Kecamatan yang dianggap tidak akomodatif dan aspiratif.
“Jangan kita takut bayangan bahwa jika kabupaten Adonara telah terwujud maka dijajaran pemerintahan akan dikuasai oleh orang–orang tertentu saja. Atau orang dari bagian Timur atau Barat saja, Kabupaten untuk semua bukan untuk sekelompok orang saja,” imbuh Martin seraya menghimbau seluruh masyarakat Adonara bergandengan tangan, satu hati untuk berjuang.
Martin menambahkan, persoalan pembentukan Kabupaten Adonara memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tentu saja membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit. Karena semua bergantung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim sebab Depdagri menunggu hasil kajian akademis. (sep)