Polkam

Yosep Seran Mau
Ketersediaan Pangan di NTT Sangat Rendah

Kupang, Lentira
Perubahan iklim yang terus terjadi secara global di seluruh dunia mengakibatkan sederetan masalah bagi penghuni planet bumi ini. Diantara sederetan persoalan yang terjadi maka ada satu persoalan yang kompleks dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Selaras dengan dampaknya terhadap ketersediaan pangan dunia, pemanasan global akan membawa dampak yang luas terhadap produksi pertanian dan ketersediaan pangan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini disampaikan, Ir. Yosep Seran Mau, M.Sc, Ph.D dalam Orasi Ilmiahnya di Universitas Nusa Cendana (Undana) pada beberapa pekan lalu.
Ia menjelaskan, NTT yang beriklim semi-ringkai ini akan mendapatkan dampak pemanasan global berupa kekeringan, baik dari aspek perluasan wilayah maupun lamanya masa kekeringan. Dampak lain dari pemanasan global adalah meningkatnya curah hujan dalam waktu yang singkat yang akan mengakibatkan banjir, erosi dan tanah longsor. Persoalan ini juga akan mempengaruhi ketersediaan pangan di NTT, dimana sampai saat ini untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah, NTT masih bergantung pada pasokan luar daerah. Sebagai daerah agraris, NTT sampai saat ini belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat sehingga harus segera diselesaikan. Konsekwensi adalah ketergantungan terhadap pasokan dari luar daerah dan menurunnya hasil produksi pangan dalam daerah. Yang menjadi persoalan adalah sejauh mana kemampuan ekonomi masyarakat NTT terhadap akses pangan dan sejauh mana kestabilan pangan di daerah ini? Tandas Seran Mau.
Yosep Seran Mau mengatakan, sejauh ini belum ada kajian yang secara empiris menjelaskan dampak pemanasan global terhadap produksi pertanian di NTT. Secara eko-klimat, Yosep Seran Mau menjelaskan, NTT memiliki kategori iklim yang semi-ringkai dengan rata-rata curah hujan tahunan berkisar 1500-3000 mm, yang terjadi dalam waktu 3-4 bulan. Kondisi seperti ini yang menyebabkan pertanian masyarakat NTT didominasi sistem pertanian lahan kering.
Dirinya menjelaskan, selain masalah pemanasan global, melonjaknya harga minyak yang menyebabkan meningkatnya sejumlah harga barang sangat berpangaruh terhadap upaya peningkatan produksi tanaman pangan. “Harga minyak dunia yang terus meningkat sangat berpengaruh terhadap masyarakat NTT. Contohnya adalah masyarakat tani yang ada di pedesaan akan sulit menjual hasil pertanian dan mensuplai setiap inovasi atau teknologi terbaru sehingga berdampak pada rendahnya kualitas dan kuantitas hasil pertanian”, ungkapnya
Seran mau mengharapkan, adanya perhatian yang serius dari pemerintah maupun stakeholder yang terkait untuk mengatasi persolan ini. Selain itu, ada langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut seperti, penyesuaian pola tanam dengan pola perubahan cuaca, penyediaan sarana irigasi, penyimpanan, dan distribusi air untuk pertanian, penentuan jenis tanaman yang cocok di NTT seperti padi, jagung dan ubi-ubian dan juga diservikasi pangan. “ Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pangan di NTT seperti penyesuaian pola tanam dengan perubahan cuaca, bantuan pemerintah berupa sarana dan prasarana pertanian, perbaikan irigasi dan budidaya tanaman-tanaman lokal NTT yang selama ini di budidayakan. (ena)




PKD NTT Peduli Kemiskinan Rakyat
Kupang, Lentira


Untuk mendirikan sebuah partai politik tidak mudah seperti membalik talapak tangan, karena masih banyak persyaratan sulit dipenuhi dengan berbagai tahapan yang sangat rumit. Ketika Partai Kristen Demokrat (PKD) lolos dalam tahapan ferifikasi administrasi ini merupakan suatu anugrah berharga sehingga patut disyukuri. PKD hadir dengan mengusung visi yakni menjadi Garam dan Terang bagi masyarakat.
Sesuai dengan visi dan misi dari PKD adalah menjadi garam dan terang. Yang dimaksut dengan terang adalah menerangai masyarakat miskin yang ada di NTT, memberi keamanan dan rasa suka cita serta rasa damai sejahtera masyarakat sehingga yang susah ditolong dan yang sakit dibantu untuk disembuhkan.
Hal ini disampaikan, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Kristen Demokrat (PKD) Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohana Helena Lada Sita, didampingi Sekertaris DPD PKD NTT, Marten Lada dan sejumlah pengurus DPD PKD tingkat Kabupaten/Kota saat ditemui Lentira di Hotel Olive Kupang pekan lalu.
Helena menyampaikan, seperti kita ketahui bersama bahwa NTT mengantongi 1,1 juta penduduk miskin dari 4,2 juta penduduk yang menghuni bumi flobamora. Salah satu visi PKD NTT adalah membantu dan memperhatikan 1,1 juta penduduk NTT yang dikategorikan sebagai masyarakat miskin.
Helena menjelaskan, Setelah Partai Kristen Demokrat lolos verifikasi administrasi, kedepan PKD akan mempersiapkan diri untuk menghadapi verifikasi aktual, mempersiapkan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi. ”Untuk menghadapi ferifikasi aktual dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), PKD telah menyiapkan 20 dewan pimpinan cabang (DPC) di daerah sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan KPU,” katanya.
Dikatakannya, secara kuantitas target yang akan dicapai pada pemilihan legislatif tahun 2009 adalah 92 persen karena di NTT jumlah pemilih sebagian besar beragama kristen, namun partai kristen demokrat tidak mengutamakan kuantitas melainkan kualitas. Hal ini dimaksudkan agar dapat mencapai target nantinya pada pemilihan legislatif, minimal satu fraksi karena dapat menyuarakan 1,1 juta penduduk miskin di NTT.
Ditambahkan, Indonesia saat ini terkontaminasi dengan kejahatan diberbagai bidang. Contohnya, setiap hari ditayangan televisi selalu ada demonstrasi lebih khusus lagi di NTT, tidak terlepas dari bentuk aksi protes penduduk terhadap kebijakan yang keliru sehingga berdampak pada aksi kekerasan.
Helena menambahkan, terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) tanggal 14 juni 2008 mendatang, PKD tidak terlepas dari unsur kekeluargaan. Memberikan keluasan bagi segenap komponen PKD yang ada di NTT untuk menentukan pilihan kepada figur mana yang dianggap terbaik. Karena ketiga kandidat yang akan bertarung dalam kanca pilkada mendatang merupakan putra-putra terbaik NTT.
Terkait penangan berbagai kemiskinan yang terjadi di masyarakat, dirinya menegaskan agar masyarakat tidak terlalu cepat mempersalahkan pemerintah karena kesehatan merupakan tanggungjawab masing-masing orang dan alasan kurang gizi dialami oleh anak-anak merupakan kelalaian para ibu bahkan ibu-ibu malas membawa balita gizi buruk tersebut kepuskesmas dan rumah sakit untuk mendapat perawatan.
“PKD tidak berjanji untuk memberantas kemiskinan tetapi PKD berjanji untuk memberikan berbagai penyuluhan kepada masyarakat agar bangkit melawan kemiskinan,” tegas Helena.
Helena menuturkan, PKD merupakan partai politik bersifat universal jadi bukan milik rohaniwan dan pendeta saja, melainkan PKD milik semua masyarakat NTT. Jika ada pendeta yang mau bergabung dalam visi dan misi dari PKD merupakan pekerjaan mulia karena visi dari PKD adalah, membawa masyarakat NTT menjadi sejahtera secara jasmani maupun rohani.
Sementara itu menurut ketua DPC PKD, Kabupaten Kupang, Pendeta Hendra mengatakan politik itu identik dengan kegelapan. Oleh karena itu, seorang Pendeta bisa menerangi politik karena kegelapan membutuhkan terang.
“Partai Kristen Demokrat merupakan rumah politik sewtiap orang kristen dimanapun dia berada sehingga kalau memang orang kristen mau menyalurkan aspirasi politiknya maka dihimbau untuk bergabung dalam partai kristen demokrat,” imbuhnya. (ius)