Editorial

Lebih baik beri kail dari pada BLT

Mau tidak mau, setuju ataupun tidak setuju masyarakat Indonesia lebih khusus lagi bagi masyarakat Nusa Tenggaran Timur (NTT) harus menerima adanya penetapan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah.
Kenaikan harga BBM telah diputuskan saat ini dengan besaran kenaikannya 28,7 persen. Situasi ini terasa berat karena harga barang-barang lain juga terlanjur naik sebelum harga BBM dinaikan.
Setelah adanya penetapan justru harga barang naik lagi sehingga ada kenaikan harga dua kali. Kondisi seperti ini cukup memberatkan khususnya bagi kalangan masyarakat yang ekonominya pas-pasan atau miskin.
Oleh karena itu menurut salah satu pakar ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menyarankan agar kenaikan harga BBM sebaiknya bertahap sekitar 10 persen tiap jangka waktu tertentu.
Sudah tentu bahwa ketika ada kenaikan harga BBM secara bertahap dampaknya tetap ada, namun tidak terlalu besar dari kondisi sekarang. Kenaikan secara bertahap akan menjadikan kenaikan yang tidak terlalu besar sehingga masyarakat tidak terkejut seperti kondisi sekarang.
Kenaikan harga BBM jika dilihat maka, bisa dikatakan kalau tidak terencana secara baik. Mengapa demikian karena pada awalnya pemerintah tidak berencana menaikan harga BBM di tahun ini (2008 Red) hingga tahun 2009.
Kebijakan pemerintah yang dikeluarkan saat ini menjadi gambaran bahwa pemerintah tidak belajar dari pengalaman masa lampau. Pengalaman yang pernah terjadi di tahun 2005 lalu sama halnya dengan kondisi saat ini.
Setelah kenaikan harga BBM oktober 2005 angka kemiskinan untuk skala nasional meningkat dari 31,1 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 39,3 juta jiwa di tahun 2006. Dengan angka pengangguran meningkat dari 10,3 persen menjadi 10,4 persen begitu pula dengan inflasi yang naik tajam sebesar 17,75 persen pada tahun 2006.
Bagaimana dengan kondisi sekarang pasca kenaikan harga BBM? Pertanyaan seperti ini akan terjawab ketika adanya pendataan ulang yang dilakukan oleh instansi terkait sehingga kita dapat mengetahui angka kemiskinan dan pengangguran setelah adanya kenaikan.
Dari contoh tahun 2005 kenaikan angka kemiskinan dan pengangguran dapat diketahui kalau adanya kenaikan pada tahun 2006. Jika demikian, setelah ada penetapan kenaikan harga BBM di tahun ini maka, kemungkinan adanya peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran di tahun 2009.
Disamping itu, saat adanya kenaikan BBM, pemerintah justru mimikirkan strategi yang bijaksana untuk menenangkan masyarakat. Strategi tersebut yakni dengan menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin.
Program ini merupakan bentuk bagi-bagi uang namun tidak efektif untuk menanggulangi dampak yang diterima masyarakat akibat kenaikan BBM. Mengapa demikian karena dana yang diberikan kepada 10 kota untuk setiap warga miskin hanya sebesar Rp. 100 ribu.
Sementara itu, biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp. 13,37 triliun diperuntukan kepada 19,1 juta warga miskin. Sedangkan biaya untuk mencetak kartu BLT sendiri pada PT. Pos dan Giro memakan anggaran sebesar Rp. 22,92 Miliar dan biaya distribusi Rp. 105,05 Miliar.
Dengan demikian maka, BLT yang diperuntukan pemerintah untuk warga miskin merupakan bentuk suap polotik. Cara ini dimaksudkan agar dapat mencegah kemarahan masyarakat terhadap kenaikan harga.
Pemerintah seolah-olah hanya memikirkan cara instan untuk menyenangkan rakyat jelata, akan tetapi jika dilihat di seluruh daerah masih saja terjadi demo besar-besaran yang dilakukan oleh berbagai kalangan dalam upaya menolak kenaikan harga BBM.
Hal ini membuktikan bahwa masyrakat sekarang tidak bodoh atau mudah dibayar dengan uang. Sadar atau tidak jika pemerintah lebih fokus memberikan bantuan lain selain BLT tentu saja tidak akan terjadi bentrok antara mahasiswa dan aparat kepolisian seperti kasus penyerangan kampus Unas yang berakhir dengan dilakukannya pengusutan oleh Komnas HAM.
Masih banyak program-program lain yang lebih mendidik masyarakat dari pada BLT, seharusnya melalui pemerintah daerah setempat masalah ini dapat diselelsaikan. Dana yang terbilang besar dapat digunakan untuk kepentingan umum seperti Pendidikan, Kesehatan dan program-program unggulan daerah lainnya.
Menanggapi persoalan ini Wakil Ketua DPRD Kota Kupang Rudi Tonubesi di Kantor DPRD Kota Kupang belum lama ini mengatakan, Bantuan Langsung Tunai yang digulirkan Pemerintah saat ini tidak lebih dari memberi gula-gula kepada rakyat. Dimana setelah selesai diisap maka akan habis rasa manisnya. Maka menurut anggota DPRD Kota Kupang dua periode itu alangkah lebih baik apabila pemerintah merubah sistim pemberian bantuan yang bisa menghidupkan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. Atau dengan kata lain, lebih baik memberi Kail dari pada memberi Ikan. ***

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

JANGAN PISAH FLOBAMORATA

Bagian 2

Setelah Nikah Emas,
Cerai karena HARTA WARISAN??

Jufri Deny H. Pakh, SP
Direktur Utama Lira Q / Program Manager Lira Q NTT

Gaung Pilkada NTT telah bersambut, banyak kali kita mendengar janji-janji telah berucap dari bibir manis para calon Gubernur Nusa Tenggara Timur Periode 2008 – 2013. Iming-iming ini entah nanti terealisasi ataupun tidak, siapa yang tahu, yang jelas ini baru terealisasi ketika mereka sudah terpilih,hampir tidak ada yang realisasi dulu baru terpilih.
Dalam tahun 2008, propinsi kita tercinta ini akan memasuki usia Emas 50 tahun. Makna religius usia Emas layaknya sebuah pernikahan maka bagaimana suka duka, kebersamaan, dalam jalinan membangun keutuhan dengan segala warna kehidupan membuat pernikahan kita lewat pulau-pulau FLOBARATA menjadi berarti. Sandelwood di Sumba, Wangi cendana dengan harumnya (walaupun hanya tinggal nama) di Timor, Sasando di Rote, Alor dengan Moko, Tambang Emas di Lembata, Sabu dengan Rumput Lautnya dan Flores dengan Dana Tiga Warna, Kopra dan sebagainya. Ini adalah pernak-pernih kehidupan kita, Kelaparan di Paga tahun 1982, Banjir di Kabupaten Kupang, Gempa Bumi Tektonik di Flores, Alor, Ende, semuanya adalah segelintir kenangan dalam pernikahan kita. Katong semua satu rasa bukan?
Para kandidat Calon Gubernur kita mungkin terlampau bangga dengan keberhasilan-keberhasilan mereka pada dekade sebelumnya, yang membuat mereka banyak bercerita, mengumbar pesona, memberi motivasi tanpa strategi diatas lembar “bermaterai”, nah itulah tantangannya.
Kejelian kita dituntut untuk memilih mereka yang tepat yang tentu bercita-cita mencerai beraikan kita dengan janji semata wayang, dan kita dituntut memberi hak kita kepada mereka, namun pernahkah mereka bersedia memberi hak mereka kepada kita? HAK yang seharusnya berani mereka tampilkan bukan sekedar janji muluk-muluk, beranikah seorang pemimpin kita membuat pernyataan tertulis dalam kampanye di atas lembar “sah hukum”?
Di Negara-negara maju, kandidat karena keberhasilannya membangun masyarakat mereka di pilih, disponsori dan diberi modal untuk berkampanye. Masyarakat yang benar-benar telah merasakan bagaimana mereka tertolong memberi sedikit dari keuntungan bisnis mereka bagi kandidatnya untuk melenggang di dunia politik, namun terbalik dengan kita. Dunia politisir di wilayah kita siapa ingin menjadi politikus wajib berduit, wajib membayar ke parpol, dan hampir juga menjadi hamba bagi segelintir orang, menjadi pencuci piring di dapur orang gedean hanya agar kelak bisa menjadi BOSS di wilayahnya sendiri. Karena hutang-hutang inilah bagi semua janji muluk dikobarkan agar kelak HUTANG dapat DILUNASI, dan tidak cuci piring lagi.
Mewacanakan pemekaran NTT adalah cerita baru yang tentu mendapat apresiasi berbagai pihak, dukungan dan motivasi bagi program ini tentulah sangat berarti jika semata-mata memberi dampak positif bagi orang NTT bukan bagi pewacananya.
Saya sangat sependapat dengan salah seorang staf saya di Kabupaten Sikka yang pernah berkata “mereka suka makan dulu baru berdoa”mereka lebih memilih terjadi dulu baru menyadarkan yang penting mereka sudah kenyang duluan. yah mungkin benar juga kata saya dalam hati, kekejaman dan hati nurani kita kadang buyar karena kita lupa bahwa Tuhan pun mengajarkan kita BERDOA dulu BARU MAKAN, seperti yang telah saya tuliskan, menyadarkan supaya kelak kita semua kenyang dengan arti hidup dalam satu daratan, satu rasa dalam satu kebutuhan FLOBAMORATA. (Bersambung)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

Satu Lagi Sekolah Tinggi Agama Hadir di Kupang

Kupang, Lentira
Untuk melaksanakan salah satu amanat UUD 1945 yakni mencerdaskan kehidupan bangsa maka pemerintah terus melakukan berbagai kegiatan dan terobosan. Baik dari lembaga pendidikan nasional maupun lembaga penyelenggara pendidikan lainnya seperti Departemen Agama yang terus malaksanakan berbagai program pengembangan sumber daya umat.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Bimas Kristen, Kanwil Departemen Agama NTT, Yusuf Benyamin Tongkal, S. Pd yang ditemui Lentira di ruang kerjanya, Jumat (30/05) mengatakan, pengembangan daya pikir dan sumber daya manusia maka Kanwil Departemen Agama juga telah melalukan berbagai terobosan yang dapat dibuktikan dengan didirikannya Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) di Kota Kupang. Sekolah Tinggi ini merupakan satu-satunya sekolah tinggi agama kristen yang berada di kawasan Nusa Tenggara (Nusra) yang berada pada dibawah bimbingan dan pengawasan Departemen Agama. Ungkapnya.
Benyamin mengakui, kalau untuk NTT sendiri sudah memiliki sebuah lembaga pendidikan keagamaan kristen yaitu Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW). Namun dengan adanya STAKN ini maka bukan menjadi faktor pemicu dalam hal persaingan antar lembaga. “Kami mendirikan sekolah tinggi ini bukan menjadi faktor pemicu persaingan lembaga tetapi sebaliknya kami akan melakukan kerjasama dan bergangengan tangan dengan lembaga UKAW untuk meningkatkan SDM dan kwalitas moral anak bangsa terutama di NTT”, tegasnya
Dia mengatakan, pada bulan April 2007 tahun lalu, telah ada pembicaraan dan kesepakatan bersama antara Kanwil Agama NTT dengan Menteri Agama RI, Muhammad Maftuh Basyuni untuk mendirikan STAK di NTT, sehingga tahun ini (2008) STAK sudah secara resmi menerima mahasiswa baru. Dalam audiens dengan Muhammad Maftuh Basyuni, Wakil Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya yang pada kesempatan tersebut menyampaikan aspirasi masyarakat NTT dalam hal masyarakat yang beragama Kristen untuk menghadirkan sebuah lembaga pendidikan tinggi Agama Kristen yang di kelola oleh Departemen Agama dan lembaga itu kini sudah ada di NTT. Sehingga, Lebu Raya pada saat itu meminta untuk STAK dijadikan sebagai sekolah tingga negeri.
Yusuf Tongkal menjelaskan, kehadiran STAKN Kupang ini akan melayani kebutuhan Umat Kristen dalam hal pemenuhan pendidikan yang lebih baik. Sekolah tinggi ini merupakan salah satu sekolah tinggi negeri yang berada di kawasan Nusra, karena sampai saat ini belum ada satupun STAKN yang berada dan beroperasi di kawasan ini sehingga menjadi hal yang sangat baik apabila sekolah tinggi ini berada berada di Kota Kupang untuk melayani umat Kristen yang ada di NTT, NTB dan Bali.
Sampai saat ini pihaknya, sedang melakukan berbagai persiapan yang berhubungan dengan kebutuhan administrasi dan saran prasarana pendukung. Sehingga semua kebutuhan primer yang berkaitan dengan proses penerimaan mahasiswa hingga tahap perkuliahan nanti dapat berjalan sesuai dengan program yang ada. “Sampai saat ini kami sedang melakukan berbagai kegiatan dan persiapan yang berhubungan dengan pengrekrutan mahasiswa baru tahun 2008. Persiapan awal yang sedang dilakukan adalah persiapan administrasi dan kebutuhan sarana prasarana pendukung lainnya”, ungkap salah satu aktivis GMKI ini.
Dirinya menjelaskan, STAKN Kupang ini pada intinya merencanakan hingga tahun 2012 akan menjawab kebutuhan pendidikan agama kristen khususnya bagi seluruh guru agama kristen di NTT yang ingin melanjutkan studi pada tingkatan Strata 1 (S1). Hal ini menjadi penting, karena dengan adanya UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang juga mengharuskan setiap tenaga pendidik harus mempunyai sertifikat pendidik. Karena itu sampai pada tahun 2012 nanti STAKN belum bisa menerima mahasiswa umum tetapi lebih difokuskan pada para staf pendidik yang masih berijasah Diploma 2 (D2) dan Diploma 3 (D3). Ini menjadi suatu kemudahan bagi setiap guru agama sehingga Ia mengharapkan dengan kehadiran lembaga ini maka semua masyarakat yang ada di NTT harus memanfaatkan peluang tersebut dan tidak mengeluarkan biaya dan waktu yang lebih besar ketika ingin melanjutkan pendidikan di tempat lain, ungkapnya. (ena/ardy)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

Polemik Proyek Pengadaan dan Pemasangan Marka Jalan Dishub NTT

Nenobahan : Panitia Dinilai Tidak Pahami Aturan
Kupang, Lentira
Proyek Pengadaan dan Pemasangan Marka Jalan pada Sub Dinas Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Propinsi NTT senilai Rp 3,3 miliar yang dinilai bermasalah oleh rekanan karena diduga tidak sesuai aturan yang diatur dalam Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003, oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan NTT, Fred M. Solo membantah bahwa proses pelelangan tersebut sudah sesuai aturan yang diatur dalam Kepres nomor 80 tahun 2003.
Pernyataan tersebut dikatakan Solo kepada Lentira di kantor Gubernur Rabu 28 Mei 2008 usai rapat koordinasi bersama Dinas Perhubungan Kota dengan Asisten II Setda NTT terkait penetapan tarif angkutan.
Menurut Solo, semua proses pelelangan yang dilakukan panitia sudah sesuai aturan. Sedangkan menyangkut dengan sanggahan dari rekanan, demikian Solo telah ditanggapi panitia. Namun karena rekanan tidak melakukan sanggahan banding berarti proses pelelangan tetap dilaksanakan.
”Panitia telah bekerja sesuai aturan yang berlaku. Menyangkut dengan sanggahan yang diberikan rekanan, panitia telah menanggapi. Dan sejauh ini rekanan yang bersangkutan tidak melakukan sanggahan banding berarti tidak ada masalah dengan proses lelang,” tegas Solo.
Menyikapi pernyataan Plt. Kadis Perhubungan NTT, PT Bumi Manguns Karya, salah satu rekanan yang ikut dalam proses tender lelang pada Subdin Perhubungan Darat Dinas Perhubungan NTT, melalui kuasanya Yusintha F. Nenobahan secara tegas mengatakan, panitia dalam melakukan proses penetapan pemenang secara sadar telah mengabaikan aturan yang berlaku.
Untuk itu pihaknya telah membuat laporan pengaduan kepada DPRD NTT yang tembusannya ditujukan juga kepada Kepala Kejaksaan Tinggi NTT, Gubernur NTT, Banwasda NTT, Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tata Usaha Negara.
Dalam surat pengaduan yang copiannya diperoleh Lentira menyebutkan, panitia pengadaan barang dan jasa dianggap telah melakukan pembohongan dan pembodohan serta mengabaikan pedoman dan acuan serta kriteria pelelangan yang termuat dalam dokumen lelang maupun berita acara aanwijzing.
Padahal menurutnya dokumen lelang dan berita acara penjelasan pekerjaan atau aanwijzing secara jelas dan sah telah mengikat diantara pihak pengguna jasa dengan pihak penyedia jasa.
Karena menurutnya, panitia dalam melakukan proses pelelangan harus mengikuti aturan yang diatur dalam UU nomor 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi, Keppres nomor 80 tahun 2003 dan perubahannya tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, PP nomor 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi, keputusan Menteri Kimpraswil nomor 339/KPTS/M/2003 tentang petunjuk pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi oleh instansi pemerintah, nomor 257 dan 181 tahun 2004 tentang standard dan pedoman jasa konstruksi serta Peraturan Menteri Kimpraswil nomor 43/Prt/M/2007 tentang standard dan pedoman pengadaan jasa konstruksi dan panitia juga mengabaikan dokumen lelang dan berita acara rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
Untuk itu pihaknya meminta kepada DPRD NTT agar mendesak pemerintah Propinsi NTT segera membatalkan proyek tersebut walaupun telah ditetapkan pemenang.
Sebelumnya Wakil Ketua DPRD NTT, Markus Hendrik, Kamis 15 Mei pekan lalu diruang kerjanya secara tegas meminta kepada panitia Pengadaan dan Pemasangan Marka Jalan untuk segera melakukan proses ulang atau akan menyerahkan kasus tersebut kepada aparat penegak hukum untuk ditindaklanjuti.
Menurut Markus Hendrik, kesalahan fatal yang dilakukan panitia adalah panitia menyalahi aturan yang telah ditentukan dalam Keppres nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
Untuk itu, Dewan menurut wakil ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Damai Sejahtera (PDS) NTT telah memanggil kuasa pengguna anggaran dan ketua panitia proses Pengadaan dan Pemasangan Marka Jalan pada Sub Dinas Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Propinsi NTT untuk menjelaskan kesalahan yang dibuat panitia.
Senada dengan wakil ketua DPRD NTT, ketua Komisi B DPRD NTT, Drs Hendrik Rawambaku pada Selasa 13 Mei lalu juga menegasakan hal yang sama yakni panitia harus melakukan proses ulang.
Untuk diketahui proyek pengadaan dan pemasangan marka jalan tahun anggaran 2008 tersebut akan dikerjakan di daratan Timor dan Alor sepanjang 99.500 meter lare atau hampir mencapai 100 kilometer yang terbagi di dua wilayah.
Untuk daratan Alor, proyek pemasangan marka jalan berlokasi di jalan Kalabahi-Kokar dengan panjang jalan 15.000 meter lare atau sekitar 15 kilometer, Kalabahi-Maritaeng 12 kilometer.
Sedangkan untuk daratan Timor, proyek tersebut dikerjakan di ruas jalan Atapupu-Kefa-Nurobo sepanjang 30 kilometer, Batu Putih-Soe-Niki-Niki-Polen, 35 kilometer dan Atambua-Atapupu-Motaain 7,5 kilometer. (fwa)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

Program Penguatan Kelembagaan bersama Pemkab

Lira Q Siap Gaji Aparat Desa se-NTT

Kupang, Lentira
Memasuki tahun ke-2 kiprah Lira Q di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam Program Pemberdayaan Masyarakatnya, Lira Q kembali membuka program penawaran kepada Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) se-NTT yaitu memberikan gaji/upah kepada semua aparat desa sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) Propinsi NTT.
Direktur Lira Q, Jufri Deny H. Pakh, SP menyatakan hal tersebut di ruang kerjanya di Jl. Timor Raya Km. 19,5 Tanah Merah yang merupakan Kantor Provincial Program Manager Lira Q NTT, Kamis (29/5).
Jufri menjelaskan bahwa, untuk pendanaan gaji aparat Desa di NTT, Lira Q mengembangkan program kerjasama dengan Pemkab se-NTT melalui Letter of Understanding (Surat Perjanjian Kerjasama) antara Pemkab yang ingin di bantu dengan Pihak Lira Q di tiap kabupaten di NTT.
“Setelah mengunjungi lebih dari 500 Desa di NTT rata-rata pengeluhan yang disampaikan kepada saya yaitu rendahnya penghargaan pemerintah terhadap nasib aparat desa yang sebenarnya tulang punggung pendapatan pajak dan retribusi daerah, dan sentra pelayanan terkecil sehingga berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah,” jelas Jufri.
Menurut Jufri, berdasarkan keluhan yang diungkapkan oleh salah seorang Kepala Desa di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang yang tidak ingin dikorankan namanya bahwa, kurang optimalnya pelayanan di kantor Desa salah satu faktor yakni gaji yang diterima oleh Kades tidak memuaskan dan tiga bulan sekali baru dapat diambil.
“Kurangnya optimalnya pelayanan kami di kantor desa karena memang gaji kami terbatas dan baru dapat dinikmati tiga bulan sekali, sedangkan kita diminta masuk keluar kantor seperti layaknya pegawai negeri, bahkan lebih dari itu,” ungkap Jufri meniru kata-kata Kades tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan Jufri, melalui hasil analisa dan pengkajian masalah yang disampaikan melalui laporan, informasi dan usulan program permasalahan ditingkat masyarakat yang bersumber dari laporan harian volunter (relawan) Lira Q menjawabnya melalui penggajian atau pengupahan aparat desa di NTT. “Saya siap menanggung gaji aparat desa,” katany.
Dirinya menambahkan, sebenarnya banyak hal yang dapat Lira Q bantu untuk kemajuan masyarakat NTT, “Namun jujur saya melihat Pemerintah di propinsi ini dan kabupaten-kabupaten masih melihat lembaga ini dengan sebelah mata, karena yang melihat adalah sosok saya, namun mereka tidak pernah berpikir hal-hal besar yang dapat saya jawab untuk membangun NTT ke depannya menuju kehidupan yang lebih baik.
Berkaitan dengan itu maka, dirinya mengharapkan agar pemerintah Kabupaten bersama DPRD diharapkan dapat melihat dan memanfaatkan peluang ini, “Hanya mengajukan proposal kerjasama dengan Pihak Lira Q yang dialamatkan via Kantor Lira Q di tiap kabupaten dengan alamat surat kepada Direktur Utama Lira Q cq. Manager Program Lira Q Kabupaten asal daerah tersebut,” tambah Jufri.
Di akhir perbincangan tentang program-program Lira Q kedepannya, Jufri Deny H. Pakh menyampaikan bahwa dengan kekuatan pendanaan hibah yang ia miliki maka sebenarnya banyak hal yang dapat ia bantu bagi masyarakat NTT dapat hal ini belum teroptimalkan karena masih ada “gengsi” yang terbangun untuk menjadi mitra Lira Q. (tim)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

ULP Belum Lunas, FOSGU Demo Bupati TTU

Kadis P & K TTU Diminta Mundur Dari Jabatannya

Kefa, Lentira

Forum Solidaritas Guru (FOSGU) Timor Tengah Utara (TTU) Kamis (29/05) pekan lalu melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Bupati TTU, aksi tersebut dipicu karena pemerintah TTU belum direalisasinya kekurangan Uang Lauk Pauk (ULP) guru tahun 2007-2008.
Padahal sudah ada kesepakatan awal antara Fosgu dan pemda dalam hal ini Bupati TTU Drs. Gabriel Manek, Msi, melalui suratnya KBL.220/776/I/IV/TTU/2008 yang isinya pemerintah bersedia dan tidak keberatan menerima Utusan Guru-Guru untuk berdialog guna mengatasi persoalan ini.
Namun dalam perjalanannya kamis 25/4 lalu Bupati membatalkan dialog tersebut melalui surat bernomor KBL.332/1176/I/V/TTU/2008 yang isinya tentang Pembatalan Pelaksnaaan Aksi Damai dan Dialog dengan alasan berdasarkan hasil kesepakatan Guru–Guru Sekabupaten TTU Di Balai Biinmafo beberapa waktu lalu dan menyatakan bahwa forum FOSGU bukan wadah fungsional Guru.
Masa Fosgu yang diwakili sekitar 20 orang ingin bertemu dengan Bupati dan Ketua DPRD TTU terkait hal ini, akan tetapi Satuan Polisi Pamong Praja menghalangi niat masa.
Akhirnya masa Fosgu melakukan orasi didepan kantor Bupati TTU, dalam orasinya Ketua Fosgu TTU Drs. Basilius Kono mengatakan bahwa, Fosgu menduga dan menilai telah terjadi penyimpangan–penyimpangan yang dilakukan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTU, untuk itu Forum meminta agar pemerintah melalui DIKNAS segera merealisasikan Biaya perjalanan Dinas kepada sebagian Guru dan kepala Sekolah dalam mengikuti kegiatan diantaranya Diklat sosialisasi KTSP Tingkat Propinsi dan Nasional yang sampai saat ini belum teresalisasi.
Selain pemerintah juga harus memperhatikan kesejateraan Guru melalui alokasi dana APBD yang saat ini belum terpenuhi. Secara horisontal guru dipekerjakan Pemerintah Daerah TTU sehingga Pemerintah mempunyai kewajiban membayar kepada Guru. Forum juga meminta dan menutut agar Kepala Diknas segera meletakan jabatan karena dinilai tidak memahami konsep-konsep hukum yang berlaku mengenai kontribusi yang positif terhadap penigkatan mutu pendidikan dan menuntut kepada Banwasda TTU serta KPK pusat untuk mengaudit Kekayaan Kepala Diknas Kabupaten TTU.
Menurut Basilius, Fosgu menemukan terjadi kepincangan alokasi Pos Kegiatan UN/US 2007/2008 terhadap 7 mata pelajaran yang mengakibatkan tidak meratanya pembagian anggaran pelaksanaan UN/US untuk 13 sekolah, bahkan forum menilai sangat jauh dari cukup, yang disebabkan oleh kebijakan Kepala Diknas Kabupaten TTU yang diam–diam membagikan kepada para Kepala Sekolah tidak seimbang dan minim, seperti SMKN 1 Kefamenanu sebesar Rp. 10 juta dan SMAN 1 Kefamenanu sebesar Rp. 19 juta .
Belum cukup membeberkan hal itu, Basilius kembali menegaskan bahwa pada Anggaran pelaksanaan dalam Belanja Cetak dan penggandaan bahan UN SMA, SMK, SMP dan MTs tahun ajaran 2007/2008, ditemukan juga kepincangan ratusan juta Rupiah padahal bahan dikirim dari BSNP sudah dalam bentuk Paket dan tersegel.
Dirinya menjelaskan, jika mencermati hal tersebut sangatlah tidak rasional dan menurut forum Diknas juga meminta dalam melakukan Mutasi tidak secara sepihak dan berdasarkan pertimbangan manusiawi terhadap Guru dalam pengabdiannya kepada Negara sebagai tenaga edukatif yang berprofesional.
Para Guru juga menuntut agar Pemerintah Kabupaten TTU agar segera merealisasikan kekurangan ULP terhitung dari bulan Januari hingga Desember 2007 untuk para Guru PNS gol III dan IV dan Januari sampai April 2008 bagi Guru gol I dan II. Sesuai PerMen keuangan No 22/PMK.05/2007.
Menanggapi pembatalasn surat resmi Bupati TTU tentang dialog bersama Fosgu, Ketua Fosgu TTU mengatakan, hasil kesepakatan tersebut merupakan kesepakatan dalam tatap muka antara Bupati bersama jajarannya dan Pimpinan DPRD dengan Ketua PGRI beserta Kepala Sekolah atas Undangan dari Diknas yang ditujukan kepada Segenap Pimpinan Jajaran pendidikan Nasional Kab. TTU.
Dengan demikian Fosgu menilai dan menduga atas tindakan tersebut merupakan tindakan pelecehan nama baik Guru-Guru Sekabupaten TTU dan tindakan melawan Hukum yang dapat diadukan sebagai tindakan pidana Penipuan.
Forum juga menyesalkan pernyataan Bupati TTU bahwa Forum Solidaritas Guru (Fosgu) TTU sebagai forum tidak resmi secara Hukum, alasannya bertentangan dengan AD/ART PGRI sebagai wadah funsional Guru sesungguhnya.
Menurut Fosgu, Forum ini dibentuk atas dasar musi ketidak percayaan Guru terhadap organisasi Induk (PGRI) yang Nota bene Tidak difungsikan sebagai mana mestinya melalui Badan Pengurus PGRI.
PGRI sendiri belum maksimal memperjuangkan kepentingan dan hak-hak Guru sedangkan keberadaan FOSGU menurut para Guru yang tergabung dalam forum ini, Sebagai wadah yang bersifat Insidental atau Kondisional menyusul kondisi yang dirasakan oleh para Guru terdapat kepincangan dan penyimpangan oleh Pemerintah khususnya Diknas Kabupaten TTU, terutama belum direalisasikannya sejumlah kekurangan ULP tahun Anggaran 2007/2008 berdasarkan KepMen keuangan no 173/PMK.o7/2007 yang mengisyaratkan, dibayar 1/12, dan KepMen no 175/PMK.07/2008 setiap bulan melekat pada gaji.(uli)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

Menanggapi Pemberitaan NTT Pos

Lira Q Masih Tetap Eksis
Ngada, Lentira

Menyikapi pemberitaan NTT Pos edisi 70 tahun III Minggu IV Mei 2008 yang dinilai tendensius dan menyudutkan direktur Lira Q, Jufry D. Pakh, ternyata mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak, seperti tanggapan dari mitra Lira Q Distrik Ngada, Thomas Leu, yang mengatakan, dirinya tidak terpengaruh dengan pemberitaan tersebut karena menurutnya pemberitaan tersebut hanya bualan yang sengaja diciptakan untuk menjatuhkan citra Lira Q.
Lebih lanjut Leu yang mengaku telah bermitra dengan Lira Q tidak melihat seperti apa yang telah diberitakan Tabloid NTT Pos. Dan sejauh ini lanjutnya aktivitas Lira Q di distrik Ngada tetap berjalan seperti biasa. Bahkan menurutnya Lira Q semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat karena Lira dianggap lembaga yang dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
Dari pantauan Lentira di kantor Lira Q distrik Ngada, terlihat semua staf Lira Ngada tidak terpengaruh dengan pemberitaan tersebut karena menurut mereka pemberitaan yang dilansir tabloid NTT Pos sesungguhnya merupakan salah satu bentuk kekecewaan dan hanya ingin mencari perhatian masyarakat.
Seperti yang diungkapkan Simplesius Bhato, SE, staf Lira Q distrik Ngada yang mengatakan, apabila staf bekerja sesuai dengan mekanisme atau prosedur kerja yang ada tidak mungkin pihak manejemen dalam hal ini pimpinan Lira Q secara sepihak memotong gaji karyawan.
Diakui sampai saat ini sejak berdirinya Lira Q distrik Ngada, seluruh staf tetap menerima gaji sesuai standar upah minimum Propinsi yang ditetapkan pemerintah serta ditambah tunjangan lain-lain serta bonus.
Dikatakannya, menyangkut koran Lentira, staf Lira tidak merasa dipaksa untuk mengantarkan koran kepelanggan karena Koran Lentira merupakan media sosialisasi Lira Q sehingga tugas mengantar Koran juga merupakan salah satu bentuk tugas staf Lira Q.
“Tugas staf Lira Q adalah menjaring mitra, karena mitra adalah prioritas utama bagi Lira Q. Untuk itu bila disikapi secara positif seharusnya seluruh staf Lira Q bersyukur dengan hadirnya Koran Lentira karena secara langsung kehadiran Lentira sangat membantu staf Lira Q dalam mensosialisasikan program kepada masyarakat,” tegas Bhato.
Lebih lanjut ditegaskan Bhato, kalau di Lira ada tugas tambahan untuk mengantarkan Koran kepada mitra mengapa dipersoalkan. Karena menurutnya ketika kita diterima menjadi staf Lira Q, berarti harus bisa menjalankan semua program kerja yang ada.
“Kita digaji oleh Lira, bukan oleh lembaga lain. Dimanapun kita bekerja apabila secara serius maka hasil kerja pasti akan diperhitungkan, begitupun di Lira Q,” tegasnya.
Senada dengan Bhato, staf Lira Q lainnya, Donatus Gopi, SE juga secara tegas menyatakan, sebagai seorang staf harus bertanya dulu kepada diri masing-masing, apa yang sudah diberikan kepada lembaga dan masyarakat sebelum menuntut lembaga untuk memenuhi keinginan diri.
“Kita harus bertanya kepada diri masing-masing apa yang kita buat kepada lembaga dan apa yang kita berikan kepada lembaga sebelum kita menuntut dari lembaga,” ungkap Gopi.

Penegasan yang disampaikan staf Lira Q district Ngada dipertegas oleh Distrik Program Manager (DPM) Ngada, Emerensiana Bupu, SE, yang mengatakan, staf Lira merupakan mitra sekaligus pelayan masyarakat sehingga apabila ditemukan persoalan sebaiknya diselesaikan secara lembaga sesuai dengan struktur organisasi lembaga.
Staf demikian Bupu adalah orang-orang yang dipercayakan untuk membantu tugas seorang pimpinan dalam hal ini perpanjangan tangan dari seorang Direktur. Untuk itu pihaknya mengajak agar semua staf Lira Q bersama membangun Lira dengan hati dan nurani. Dengan demikian kemitraan yang telah dibangun dengan masyarakat tetap terjalin dengan baik.
Dan menyikapi apa yang terjadi di Lira Q District Ende, Bupu menghimbau kepada masyarakat Ngada dalam hal ini mitra Lira Q Ngada jangan pernah ragu atau takut bermitra dengan LIRA Q karena mekanisme atau cara kerja lembaga Lira Q sama untuk seluruh district di NTT.
Namun manejemen yang dibangun untuk masing-masing district berbeda tergantung bagaimana seorang DPM bekerja memenage semua program-program Lira yang masuk ke masing-masing district.
“Sampai saat ini Lira Ngada masih tetap eksis berjalan dan bekerja sesuai dengan mekanisme yang diterapkan. Jadi marilah kita semua tetap bergandengan tangan untuk membangun NTT kearah yang lebih baik,”imbaunya. (eme)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

Cerpen

Kau Bukan Pencinta Tapi Pemerkosa Jiwa

Sore ini kubaca lagi sepucuk suratku buat Skyhawk...
Dari segelintir kelopak bunga yang terserak di pelantaran bumi, tangkai menangkainya sudah patah layu. Tak ada lagi api membakar jiwa, semua redup, bagai bara api tersiram air. Hanya kepul asap yang terengah-engah.
Seperti hidup tak ada harapan, seperti matahari hendak terhenti, seperti bulan takkan datang. Menapalah jiwa dalam senyap, di kedalaman gua tak terjangkau.Rabalah hati yang penuh luka, kau dapati darah telah mengental mengurat luka. Kau temui hati yang telah mati, yang telah porak poranda akibat bujuk rayumu.
Kau bukan pencinta, tapi kau adalah pemerkosa jiwa. Pergilah lagi kau terbang skyhawk, terbanglah jauh ke langit-langit, jauhi nisbi cinta. Butakan matamu yang jalak, jangan tukik lagi kami yang lemah.
Setelah ratap usai di senja ini, seakan siang ini adalah harga mati yang tak lagi terbeli. Maka kuharap cinta tak tumbuh lagi di tanah ini, dari benihmu. Kau angkara pemurka, kau sumpah serapah tak termaafkan. Kau rusak hancur sejagat jiwa, belantara menangis terisak-isak.
Kemana katamu yang dulu terurai bagai sari-sari madu. Kau hunjamkan panah tepat di hulu. Kau hempaskan tak kau hiraukan desah.
Jahanam! Kini jadilah kau pecundang. Membuai, membelai, lalu kau hempaskan. Tak pernahkah kau kenal sakit, tak pernahkah kau meraba rintih.
Tak kusudahi, tak kuucap lambai.


Cinta
Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita mengenal yang namanya cinta. Mungkin kita semua bisa mengartikan apa itu cinta, tapi tidak ada satu orangpun yang bisa mengartikan makna cinta yang sesungguhnya. Suatu hari ada seorang laki-laki yang sedang duduk termenung. Ia duduk seolah-olah ada suatu masalah yang sangat berat sedang menimpa dirinya, tak lama kemudian ada seorang perempuan menghampirinya. Perempuan itupun mengulurkan tangan dan menyebut namanya (MYRA). Dengan spontan lelaki itupun langsung berdiri tegak dan menyebutkan namanya pula (RIO). Setelah itu mereka berdua saling berjabat tangan, Myra tersenyum sebagai tanda perkenalan. Beberapa menit kemudian Myra dan Rio berbincang-bincang,Myra: Rio aku minta maaf, jika tadi secara tiba-tiba aku menghampirimu!Rio: Ah…tak apa-apa, aku malah senang bisa berkenalan denganmu, tapi apa maksudmu menghampiriku?Myra: Sebenarnya aku tak ada maksud tuk menghampirimu, tapi raut wajahmulah yang mendorongku tuk menhampirimu. Emangnya kamu lagi ada masalah apa sih? Sampai-sampai kamu duduk termenung dan hampir meneteskan air mata.Rio: Sebenarnya aku mempunyai masalah yang cukup menyakitkan, aku baru saja putus dengan Pacarku.Myra: O… jadi itu masalah kamu? Sebenarnya jika kamu mengetahui lebih banyak tentang arti cinta mungkin kamu takakan terlalu sedih seperti ini.Rio: Memangnya kamu pernah merasakan bagaimana sakitnya diputus pacar?Myra: Aku pernah merasakan sakitnya diputus pacar,tapi aku tak berlarut dalam kesedihan karna aku mencoba mengerti apa makna arti cinta,setelah aku tahu bahwa cinta tak harus memiliki, akupun terus mencoba menghibur hatiku. Jadi cobalah tuk mengerti makna cinta sesungguhnya.Rio: Iya deh ..aku akan mencoba untuk enggak berlarut-larut dalam kesedihan dan aku akan mencoba tuk lebih memahami makna cinta yang sesungguhnya. Makasih ya Myr atas nasehatmu.Myra: Iya Rio sama-sama.Pertemuan Myra dan Rio menunjukkan bahwa cinta memang tak harus memiliki.Dan kita sebagai remaja yang sedang dimabuk cinta, harus bisa memahami lho..apa itu cinta…? OK!. By: Vida



Kau Bukan Hanya Kekasihku

kekasihku, kau bukan sebuah pikiran yang mengitari kepalaku saat aku dalam kesunyian malam…
bukan pula sebuah hiburan dalam imaginasi dan kenyataan tatkala aku berada dalam suasana hati yang tak menentu…
bukan…bukan seperti itu!
kau adalah nyawa yang membuat aku bisa terus bernafas dan hidup di antara sebagian manusia yang kehilangan hidup…kau bisa lakukan sesuatu yang jauh di luar pikiranku…kau bisa berikan jauh lebih banyak dari yang aku minta…
satu hal yang kau minta kepadaku…aku tahu itu sangat mudah diucapkan oleh siapapun, tp bagiku itu sesuatu yang sangat sukar untuk dilakukan
setia….kau ingin aku setia padamu…sepenuhnya…
tak pernah ingin aku melukaimu dan meninggalkanmu…aku ingin selalu di dekatmu…seperti yang selalu kau lakukan untukku
aku rindu padamu…aku tak bisa lepas darimu meski aku pergi jauh…
aku sadar kau bukan hanya kekasihku tapi juga hidupku… (by: santi tileSTian)


cinta yang tak boleh terjadi Cerpen Cinta

aku dalah seorang pria yang bekerja sebagai publik relation di sebuah villa di jimbaran sembari kerja aku juga kuliah di salah satu universitas yang ada di surabaya namun buka cabang di sini, beberapa periode kira2 2 smester lagi ada seorang cewek yang kelihatan judes sekali, pertama aku kenal dia sangat and sangat judes namun lama kelamaan dia baik banget ama aku akhirnya ku putusin untuk membantunya mencari kerjaan yang lebih baik...

singkat cerita aku mengajaknya kerja bersamaku namun karna GMnya sudah kenal aku, akhirnya dia pun diterima bekerja walau jabatannya lebih tinggi aku tak masalah karna kaau tahu aku pasti akan lebih baik dari dia nantinya.....

lama kelamaan karna saking seringnya ketemu aku jadi mulai menyukainya namun di saat yang bersamaaan aku sudah menjalin hubungan dengan seorang gadis yang juga memang sangat aku sayangi......

kini cerita ini akan terus berlanjut karna hampir setia hari kami bertemu dan aku tak tahu apa dia juga suka tau tidak yang jelas kalo ini berlanjut aku bisa2 harus keluar dari pekerjaan ini. (By : glent001)


Maafkan Aku Pram

kamu dimana.....................
ketika aku harus menentukan pilihanku?
kamu berjanji mengunjungiku disini, dikota ini..........kota kelahiranmu dan kota yang telah membesarkanmu hingga menjelang dewasa. aku menunggumu......
hingga saat itu, saat aku mengenalnya .........dia yang kekanakan, perayu dan menggemaskan..............aku menyukainya. menyukai saat tertawa dengannya, saat kesal dengan tingkahnya pun saat melambung digombalannya.
bukan salahmu.............ketika itu tak ada smsmu, apalagi teleponmu, kamu sedang bekerja membangun masa depan, aku tak sempat sms-an picisan seperti itu katamu. "kita sudah dewasa ri, mestinya kamu mengerti aku" katak-kata yang terlalu sering kamu ucapkan.
maaf aku menyudutkanmu...........
mungkin ini pembenaran yang kulakukan untuk selingkuh............yah, aku selingkuh pram! maafkan aku....... (Cerpen Cinta dari oriza)


Pengaruh Cinta Dalam Global Warning
Pemanasan global "its'global warnimg adlah sejumlah molekul yang dapat membuat gw kepanasan. Dan ketika w kepenasan gw ingin Ingka sahabat gw memberikan satu se4ntuhan serta senyuman tuk buat gw nerasa Adem.............Dan ketika gw benar benar kedinginan gw ingin Vena keluarin kata kata garingnya tuk buat gw merasa hangat.
BHila bumi berputar pada porosnya gw mau NADICAVINGKA kan tetep menjadi surya dimana dia terus mrnerangi tip tidurku dan mimpiku. Tapi dikala ku mimpi buruk,ku ingin Aca keluarin kecentilannya ,bawelnya,tuk buat gw merasa pusing akan mimpi buruk itu,dan setelah aku pusing ,kemungkina besar aku akan bangun dari mimpi buruku,dengan seribu senyuman lebar yang indah...............

Hari hari kerasa basi,disaat otak kita kerasa tegang....itu kata gw yang berfikir gak bersyukur.Dan hari hari kerasa kosong disaat kita gak bersama, "ini Penyesalan",ketika hari hari kita kan distand, kita kan pergi tuk satu tujuan masing2.Dan itu "perpisahan sesaat"yang membuat kita semakin menghargai PERSAHABATAN......... (Cerpen Cinta dari nadicavingka)



Kau sakiti cintaku

Ini kisahku dengan pacarku yang dulu
Dia itu orang yang sangat aku sayangi
Walaupun kita sudah berpisah namun dia slalu dihatiku
Dia takkan pernah terlupakan dalam hatiku.

Seperti ini ceritanya

Aku echa dan nama pacarku t, t dia orang yang sangat aku sayangi yang slalu ada dalam hatiku, aku sangat mencintai dan menyayangi dia, namun aku tak tau apa dia sangat menyayangiku??? Sudah sekian lama aku sudah menjalin hubungan dengannya, aku tak pernah merasa bahwa dia mencintaiku, namun aku tetap bertahan dan slalu mencintainya.
Selama ini aku sering di hianati olehnya, menduakan cintaku dengan orang yang aku kunal
Namun aku tetap bertahan....
Setelah lama lagi dia mengatakan padaku bahwa dia mencintai orang lain, hatiku sakit bannnggggeeeeeeeeetttttttttt, aku minta putus dia gak mau, ahirnya hubungan ku di gantung...
Namun dia ahirnya minta maaf dan mengakui kesalahannya, ok... Aku maafn dia tapi setelah aku memaafkan dia, dia ulangi kembali hal itu aku melihat dengat mata kwpalaku sendiri dia sedang bermesraan dengan orang lain...
Hatiku sakit baaannnggggeeeetttttttt, setelah itu aku memutuskan hungan dengannya!!! Setelah 1 tahun ku pertahankan semua ini... Tapi mengpa setelah aku punya yang lain dia ingin kembali lagi pdaku tapi aku tetap tidak mau karena sudah cukup dia sakiti..
Tapi hatiku takkan pernah bisa melupakkannya.... (cerpen cinta dari charya)


cinta seorang gadis desa

Dipagi hari sebelum ia berangkat kesekaolah,tak pernah lupa sarapan,sehabis sarapn Asty pun lalu berangkat kesekolah dengan seorang cowok bernama Ardy.
¨As..,aku mo nanya sesuatu ama kamu tapi dijawab dengan jujur yah?tanya Ardy
¨ya pasti deh,jawab Asty,
¨apa kamu uadah punya pacar belum
¨eamangnya kenapa,tumben kamu nanya gitu ama aku,apa ada maunya ya,ato kamu lagi naksir
aku,ayo ngaku!
¨bukan aku naksir yang ama kamu,tapi,teman aku namanya Rudi dia tinggal dekat dari kampung kita,katanya udah lama banget tuh dia naksir ama kamu,tapi,diany malu-malu
ngomong ama kamu.
¨trus kalo dia suka ama aku emang kenapa,emang aku pikiran,yah terserah dia mau suka ama kau ato tidak apa peduliku,jawab Asty.
¨bukannya begitu,seharusya kamu hargain dong perasaan orang!
¨Ar..,apa kamu ga tau aku tuh lagi jatuh cinta ama kamu,kok kamu ga pernah sih mo tau perasanaku,aku tuh cuman sayang ama kamu seaorang. (Cerpen Cinta dari uphy_sweet)


Cinta Buat Tante Karina

Lagi-lagi aku jatuh cinta sama orng yang lebih taui dari usiaku.Kali ini aku suka sama tnate KARINA.Awal kenalan sama dia sih ga ada yg istimewa,cuma ngobrol biasa aja.Tp tante karina sangat baik orangnya.Dia sangat menghargai lawan bicaranya sekali pun masih muda kaya aku.Hal itu yang membuat aku suka sama tante KARINA.Mula-mula kami cerita,tukar nmr hp. Dari nmr hp itulah perkenalan berlanjut.Aku coba curhat sama tante KARINA soal aku yang selalu jatuh cinta sama wanita yang lebih tua dari aku.Saat aku tanya" salah ga tante klo ank muda seperti aku jatuih cinta sama wanita paruh baya?"tanyaku. "Nggak kok" jawabnya."Emang kamu jatuh cinta sama siapa"? tante karin balik nanya ke aku.aku sedikit malu-malu.Ada aja" jawabku seenaknya.Aku mulai bicara lagi"tante aku tuh sering jatuh cinta sama wanita yang lebih tua dari Aku" tp kadang ga pernah kesampaian. Tapi kali ini aku usahakan kesampaian"kataku.rupanya tante karin penasaran.dia tanya lagi"emang kamu sika sama siapa sih?" jujur saja" katanya lagi."Maaf ya tante klo aku menyinggung tante"kataku sedikit gugup. "aku suka sama Tante".Tante karin tersenyum.Kenapa tante" tanyaku.Ngomong gitu aja kok susah"ucapnya. Iya donk tante kan klo ditolak malu"kataku lagi.

Tante karin diam sejenak,lalu dia bicara lagi"kamu serius?"iya tante serius"kataku
Iya deh....tante mau...asal kamu jujur sama tante dalam hubungan kita nantinya ya,,,,"iya tante aku janji lalu kami ber dua larut dalam pelukan yg seolah-olah tak mau aku lepaskan lagi. abis tante karin sexi sih .montok,bahenol,sapa yg tahan godaannya.......... (Cerpen Cinta dari coboy)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

Berita Daerah

Lira Q Flotim Buka Sub Distrik di Solor Timur

Flotim, Lentira
Untuk mendekatkan pelayanan Lembaga Investasi Masyarakat (Lira Q) kepada masyarakat Kabupaten Flores Timur (Flotim) secara merata, Lira Q Distrik Flotim telah membuka Sub Distrik baru di Kecamatan Solor Timur tepatnya di Desa Wulu Blolong.
Walaupun terbilang baru akan tetapi Lira Q sub distrik Solor Timur yang berdiri pada tanggal 20 November 2007 lalu, telah berhasil menjalankan program-program Lira Q antara lain, Program Pendidikan atau beasiswa terdidik dan Program Ekonomi atau penguatan modal usaha masyarakat.
Untuk program beasiswa terdidik, sub distrik ini telah merekrut 50 orang pelajar dari jenjang SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi (PT). Sedangkan untuk program penguatan ekonomi rakyat berjumlah 20 orang.
Hal ini diungkapkan oleh Supervisor sub distrik Solor Timur, Hendrikus Sei Manuk, ketika berkunjung ke redaksi Lentira. Dirinya menjelaskan, hasil sementara yang telah diperoleh oleh sub distrik ini bukan hal yang perlu dibanggakan, masih banyak pekerjaan dan cobaan yang harus dijalani oleh sub distrik ini.
“Kami baru 6 bulan berdiri di Desa Wulu Blolong, untuk sementara kami baru berhasil merekrut 70 orang mitra yang terbagi dalam program beasiswa terdidik Lira Q sebanyak 50 orang yang terdiri dari SD, SMP, SMA dan PT. Sedangkan sisa 20 orang lagi untuk program modal usaha,” ungkapnya.
Hendrikus menjelaskan, kehadiran sub distrik ini pada awalnya sempat mendapat tanggapan miring dari masyarakat, pasalnya masyarakat setempat masih merasa trauma dengan lembaga atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lainnya yang selama ini juga mempunyai program serupa.
“Memang awalnya banyak kendala, karena masyarakat setempat merasa trauma dengan lembaga-lembaga seperti ini, karena dulu mereka terpengaruh dengan bisnis-bisnis uang semacam ini. Sehingga kehadiran Lira Q pada awalnya kurang mendapat tempat dimasyarakat,” jelas Hendrikus.
Namun hal ini tentu saja tidak menjadi kendala dari sub distrik Wulu Blolong, dengan berbekal 8 orang staf yang ada sub distrik tersebut terus giat melakukan pencerahan dan pemahaman bagi masyarakat setempat dengan cara bersosialisasi tentang Lira Q dan program-program unggulan secara umum.
Menurut Hendrik, untuk program penguatan modal usaha memang terbilang baru untuk sub distrik ini, namun dengan melihat latar belakang masyarakat setempat dapat dipastikan bahwa untuk kedepannya sub distrik Solor Timur akan lebih banyak lagi memperoleh mitra penguatan modal usaha.
“Meskipun terhitung baru di Solor Timur namun kami optimis untuk kedepannya kami akan lebih banyak mendapatkan mitra, kami sekarang masih terus giat melakukan soisalisasi tentang program ini. Kami lebih fokus kepada masyarakat kecil yang mempunyai usaha seperti kios kecil dan teman-teman yang ojek,”
Menanggapi pertanyaan Lentira tentang seberapa besar antusias masyarakat setempat tentang program penguatan ekonomi dan apakah kendala yang tengah dihadapai, Hendrikus mengungkapkan bahwa, kendala terbesar yang tengah dihadapi oleh sub distrik ini yaitu banyak masyarakat Solor timur yang tidak memiliki Kartu Tanda Pengenal (KTP).
Hal ini akan mempersulit warga yang ingin menjadi mitra Lira Q karena salah satu prasyarat untuk menjadi mitra yang diterapkan lembaga ini adalah harus memiliki KTP sebagai persayaratan utama.
“Sampai saat ini belum banyak warga yang memiliki KTP Nasional, sehingga keinginan mereka untuk menjadi mitra terkendala dengan hal ini, namun kami sedang upayakan walaupun hanya pakai KTP sementara, mereka yang mau bermitra dapat segera memasukkannya, untuk itu, Lira Q sub distrik Solor Timur juga telah melakukan pendekatan dengan Pemda setempat terkait hal ini,” jawabnya.
Dirinya menambahkan, secara umum kehadiran Lira Q di Solor Timur mendapat tangapan positif dari masyarakat terutama untuk program beasiswa pendidikan, “Mereka ingin sekali anak-anaknya bisa mengenyam bangku pendidikan hingga ke PT, dengan harapan walaupun di Solor ini Lira Q baru masuk tetapi banyak masyarakat begitupun kami sebagai staf untuk 5 atau 6 tahun kedepan bisa menciptakan sarjana-sarjana muda yang berprestasi,” imbuhnya. (tim)




Dampak Kenaikan BBM
Di Belu Supir Angkot Mogok Cari Uang

Belu, Lentira
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 30% berpengaruh pula terhadap tarif Angkutan Kota (Angkot) maupun angkutan pedesaan. Di beberapa Kabupaten, tarif angkot sudah ditetapkan dan dikeluarkan oleh Pemda setempat. Namun di Kabupaten Belu sampai hari Selasa (27/05) lalu pihak Pemerintah Daerah belum juga mengeluarkan tarif angkutan yang baru.
Hal tersebut membuat para supir baik angkutan kota maupun angkutan pedesaan merasa sangat kecewa dengan sikap pemerintah daerah.
Menyikapi hal ini, sesuai hasil pantauan Lentira disekitar terminal Bus luar kota yang saat ini sedang dibangun di Halikelen Senin (26/05) lalu terdapat puluhan angkutan Pedesaan memilih untuk tidak beroperasi atau mogok.
“Kami merasa sangat kecewa dengan sikap Pemerintah Daerah yang sampai saat ini belum mengeluarkan Surat Keputusan kenaikan tariff angkutan pedesaan yang baru Terkait kenaikan Bahan Bakar Minyak,” ungkap salah seorang supir angkutan pedesaan yang berhasil ditemui Lentira.
Dikisahkannya, sebelum kenaikan BBM perharinya mereka menyetor rata-rata Rp.150.000,-. Namun setelah kenaikan BBM pendapatan perharinya hanya mencapai antara Rp.70.000,- sampai Rp.90.000,-, hal ini disebabkan karena Pihak Pemerintah Daerah belum mengeluarkan keputusan kenaikan tariff angkutan yang baru dalam hal ini angkutan pedesaan sehingga tariff angkutan masih tetap sama seperti saat sebelum dilakukan kenaikan harga BBM oleh pemerintah pada akhir mei 2008 yang lalu.
“Sebelum kenaikan BBM rata-rata kami dapat Rp.150.000 per hari. Namun setelah kenaikan BBM setoran kami hanya berkisar antara Rp.70.000 sampai Rp.90.000 per hari. Sisi lain kami supir angkutan diminta oleh juragan agar bisa mengejar setoran sesuai dengan target yang ditentukan. Sehingga kami minta pihak Pemda jangan terlalu lama mengeluarkan Surat Keputusan kenaikan tariff angkutan yang baru,” ujarnya.
Dari informasi yang diperoleh dilapangan, dalam penentuan dan penetapan tarif angkutan pedesaan yang baru tidak boleh dibawah presentase kenaikan harga BBM sebesar 30%. Sehingga misalnya untuk tarif angkutan pedesaan dari betun ke Atambua yang sebelum kenaikan BBM Rp. 10.000 per orang menjadi Rp13.000 per penumpang.
Aksi mogok ini tentu saja membuat para pengguna jasa angkutan merasa kecewa dengan sikap para supir. Seperti yang disaksikan Lentira, setiap angkutan pedesaan yang melintasi jalan sekitar terminal luar kota Halikelen untuk menuju ke atambua diberhentikan dan para penumpang diminta untuk turun dari angkutan sebagai bentuk solidaritas, sehingga untuk melanjutkan perjalanan ke atambua para penumpang harus menumpang angkutan kota namun ada yang menggunakan jasa ojek. (abi)




Wisuda Perdana STISIP Fajar Timur Atambua
Dari 107 Mahasiswa Hanya 61 yang berhasil

Belu, Lentira
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Fajar Timur Atambua untuk tahun ini berhasil mencetak 61 orang sarjana dalam kegiatan wisuda perdana periode Mei Tahun Akademik 2007/2008 Senin (26/05) yang lalu di Gedung Graha Kirana Atambua.
61 wisudawan yang diwisuda pekan lalu merupakan bagian dari 107 jumlah keseluruhan Mahasiswa angkatan pertama Tahun Akademik 2002/2003.
Pada kesempatan tersebut Ketua Yayasan STISIP Fajar Timur Atambua Dr. Drs. Rm. Marsel Bria, Pr. MA, yang langsung memimpin acara tersebut dalam sambutannya mengatakan bahwa, wisuda perdana ini merupakan bukti nyata keberhasilan seorang mahasiswa dari sebuah pergulatan dengan ilmu pengetahun di Perguruan Tinggi (PT).
Bria Mengisahkan, pada awal penerimaan Mahasiswa angkatan pertama oleh STISIP Fajar Timur Atambua tahun Akademik 2002/2003 sebanyak 107 orang yang berasal dari berbagai Kecamatan yang ada di Kabupaten Belu.
Namun dalam perjalanannya mengenyam pendidikan di STISIP Fajar Timur Atambua yang berhasil mencapai tahap akhir sebanyak 61 orang yang di wisuda, sehingga presentase keberhasilan sebesar 57,8% dan prestasi yang diraih sebesar 78%.
Sementara itu Kepala Bagian Akademik Kemahasiswaan yang membacakan Surat Keputusan dalam Acara yudisium kelulusan mahasiswa program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu politik periode Mei tahun akademik 2007/2008 mengatakan,
Sesuai Surat Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Fajar Timur Atambua No. 001/I/III/ISIP.ST/-/2008 tentang Yudisium Kelulusan Mahasiswa Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fajar Timur Atambua Periode Mei Tahun Akademik 2007/2008.
Untuk maksud tersebut di atas maka dikeluarkan Surat Keputusan Ketua STISIP Fajar Timur Atambua tentang yudisium kelulusan Mahasiswa program Sarjana STISIP Fajar Timur Atambua periode Mei Tahun Akademik 2007/2008. Mengingat sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional.
Maka ketua STISIP Fajar Timur Atambua memutuskan, menetapkan hasil yudisium kelulusan Mahasiswa STISIP Fajar Timur Atambua periode Mei Tahun Akademik 2007/2008 untuk lulusan Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Sosial politik seperti yang tercantum dalam surat keputusan ini.
Dijelaskan olehnya, jumlah wisudawan-wisudawati yang dikukuhkan atau di wisuda sebanyak 61 orang yang terbagi dalam 2 Jurusan yaitu Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Jurusan Ilmu Sosial Politik.
Presentase kelulusan dari setiap Wisudawan-wisudawati rata-rata memuaskan dan sangat memuaskan karena Indeks Prestasi Komulatif (IPK) dari 61 wisudawan-wisudawati berkisar antara 2,85 sampai 3,56. 5 wisudawan mencapai prestasi sebagai Cum Laude antara lain Marius Wilurahan, S. Ip dengan IPK 3,56 Wilhelmus, S. Sos dengan IPK 3,54, Yohanes Ola, S. Sos dengan IPK 3,54, Dominika Seuk Bau, S. Ip dengan IPK 3,45 dan Melkianus Yosep Bere dengan IPK 3,45.
Dalam kesempatan tersebut juga dihadiri Bupati Belu Joacim Lopez dan dalam sambutannya dirinya mengungkapkan Profisiatnya, “Ini merupakan acara yang spektakuler karena STISIP Fajar Timur Atambua berhasil menguak sejarah baru bagi wilayah Belu,” ungkapnya.
Lopez menjelaskan, pendidikan adalah napas kehidupan bagi seorang anak manusia di muka bumi ini, oleh karena itu, bila seseorang berhenti belajar maka ia dianggap mati oleh pendidikan.
Untuk meningkatkan SDM lewat bidang pandidikan bukan hanya tugas pemerintah tetapi merupakan kerja sama dari berbagai elemen terkait termasuk Lembaga-Lembaga Swasta.
“Melihat SDM di Belu tidak kalah saingnya dengan daerah-daerah lain namun dalam menerapkannya tergantung ketekunan kita dalam menjalaninya sehingga kedisiplinan menjadi factor penting dalam mewujutnyatakan ilmu yang diperoleh,” jelas Lopez. (abi)




Lira Q Sub District Malaka Barat Sosialisasi Program

Belu, Lentira
Berbagai terobosan sudah ditempuh oleh Sub Distrik Program Manager (SDPM) Malaka Barat, Maria Y. M Nahak S. Pi, bersama 5 orang stafnya dalam melakukan sosialisasi program LIRA Q kepada masyarakat di Wilayah Kecamatan Malaka Barat. Salah satu diantaranya yaitu melakukan sosialisasi Publik.
Terkait hal tersebut, Rabu 21/05 lalu Sub District Malaka Barat bekerja sama dengan pihak pemerintah dalam hal ini pihak Kecamatan melakukan sosialisasi public program LIRA Q bertempat di Aula Kecamatan Malaka Barat.
Pihak kecamatan yang membantu memfasilitasi dengan menghadirkan semua Kepala Desa bersama aparaturnya untuk mengikuti sosialisasi Program LIRA Q yang dibawakan langsung oleh District Program Manajer (DPM) Lira Q District Belu, Alfridus M. F. Bria, SP, yang berjumlah 59 peserta.
Acara sosialisasi tersebut dibuka oleh Camat Malaka Barat, Remigius Asa, SH yang diwakili oleh Sekcam Malaka Barat, Silvester Leto, SH dalam arahannya mengatakan, kehadiran Lira Q masih terlalu awam di mata masyarakat Malaka Barat. Sehingga dengan adanya sosialisasi yang dilakukan Lira Q dapat memberikan gambaran dan informasi baru tentang apa saja yang menjadi program-program Lira Q. “Sehingga ketika staf Lira Q yang akan melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat kita merasa tidak asing lagi dengan kehadiran LIRA Q,” katanya.
Dalam membawakan materi tentang program-program Lira Q, DPM District Belu Alfridus M. F Bria, SP, banyak mendapat tanggapan dan respon dari peserta sosialisasi terutama berkaitan dengan Legalitas lembaga tersebut.
Menanggapi pertanyaan tersebut Alfridus menjelaskan bahwa Lira Q memiliki Ijin bangun Lembaga yang jelas tertera dalam Akta Notaris no.02 an. Heny J Tanoni, SH dan telah terdaftar di PN Kupang No.02/AN/LIRA/1.95/2007/PN.KPG dan Lira Q telah melaporkan lembaga tersebut ke Kesbanglinmas Kabupaten Belu dan telah mendapat Rekomendasi ijin bangun Lembaga di Belu.
Berbagai pertanyaan dan tanggapan yang dilontarkan peserta sosialisasi berhubungan dengan program-program LIRA Q, dapat dijelaskan secara mendetail oleh DPM Distrik Belu, secara baik sehingga peserta sosialisasi merespon positif dan mengungkapkan pernyataan dukungannya terhadap kehadiran dan program-program Lira Q.
Selain itu para Kepala Desa bersedia membantu memfasilitas staf Lira Q di Malaka Barat yang akan melakukan sosialisasi langsung program-program Lira Q ke masysrakat. (abi)



Harga BBM Naik
Pengusaha dan Supir Angkot di Kefa Mengalami Kerugian

Kefamenanu, Lentira
Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini mulai dirasakan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) khususnya, harga sembako dan angkutan Umum mulai naik perlahan namun pasti.
Dari pantauan media ini situasi terakhir senin 26/05 pekan lalu di Kefamenau, pasca pengumuman tersebut sejumlah Angkutan Kota (Angkot) dalam dan luar kota lebih memilih tidak beroperasi, sebagian angkot terpaksa tetap beroperasi walaupun menurut para supirnya, minim penghasilan perhari dengan memberlakukan tarif lama selama dua hari belakangan ini.
Hal ini memicu sejumlah supir dan pemilik angkot melakukan aksi unjuk rasa guna mempertegas sikap Pemerintah Daerah, dalam aksinya sejumlah Bus dan mikrolet bergerak dari arah terminal melewati arah dua jalur Jalan Eltari sambil membunyikan klakson sepanjang perjalanan menuju Kantor Bupati.
Masa demo yang awalnya ingin bertemu Bupati TTU, tidak terlaksana sebab masa diarahkan Kepala Satpol Pamong Praja ke DPRD. Masa yang berorasi didepan kantor DPRD TTU tentu saja mengundang perhatian semua pegawai dan anggota dewan.
Hingga pukul 12.00 wita para supir akhirnya diterima oleh Kadis Perhubungan Alvidius Olvadius Djara Sip dan Asisten I Piter D Afeampah beserta Ketua DPRD TTU Agustinus Talan,S. Sos diruang Sidang DPRD Kabupaten TTU.
Sebelumnya para Supir Angkutan Umum menilai Pemerintah terkesan lamban dalam mengkaji kenaikan tarif Angkutan umum dampak kenaikan harga BBM pasca pengumuman pemerintah Pusat.
David Solokana Kordinator aksi Unjuk yang juga Supir angkot Juanda mengatakan, aksi ini dilakukan untuk menyalurkan aspirasi dan melalui DPRD sebagai Legitemet rakyat kecil menanggapi lambatnya sikap pemerintah Daerah terhadap kenaikan tarif angkutan umum pasca kenaikan harga BBM dua hari belakangan ini sehingga berakibat para angkot mengalami kerugian yang tidak sedikit
“Padahal pemerintah pusat telah resmi menetapkan dan mengumumkan kenaikan harga BBM dari Rp.4.500 menjadi Rp.6.000 (premium) dan solar meningkat menjadi Rp.5.500 dengan demikian maka para supir merasa resah,” kata Solokana.
Pasalnya pasca pengumuman kenaikan Harga BBM tersebut, para Supir mengaku merugi dua hari belakangan ini sehingga setoran perhari minim akibat harga BBM meningkat dan masih tetap menggunakan tarif angkutan umum yang lama.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu setengah jam tersebut, Kadis Perhubungan Kabupaten TTU Alvian Olvadius Djara, SiP menjelaskan, saat ini pemerintah tengah mengkaji proses telaahan dan kajian soal kenaikan tarif Angkutan Umum hal ini diharuskan sesuai petunjuk teknis dari pemerintah Propinsi melaui Skep Gubernur bernomor 125/Skep/HK/2008 tertanggal 24 Mei 2008 tertanda Gubernur Piet A. Tallo, SH tentang Penetapan Tarif Angkutan Penumpang Daerah Propinsi NTT sehingga Pemkab dalam mengambil suatu kebijakan tidak terkesan mendahului aturan teknis dan koridor hukum yang berlaku hal yang sama juga dijelaskan Ketua DPRD TTU Agustnius Talan, S. Sos dan berjanji secepat akan mengumumkan tarif Angkutan Umum melalui media electronik milik pemerintah daerah.
Pada kesempatan itu pula Kordinator aksi unjuk mengungkapkan penyelesain jalur alternatif yang saat ini telah dipakai lalulintas keluar masuk Angkutan umum yang terletak sebelah timur terminal antar Kota dan luar kota kefamenanu dinilai jalur alternatif tersebut sangat merugikan Rute jalur Bus maupun mikrolet Atambua–Kefa dalam menjaring penumpang angkutan umum hal ini disebabkan posisi tata ruang terminal yang sempit dan jalur alternatif tersebut tidak memungkinkan dipakai karena kondisi jalan yang rusak sehingga terjadi rawan kecelakaan.
Menanggapi hal tersebut, Djara menjelaskan Pemerintah akan memperhatikan Jalur alternatif tersebut dalam Tahun Anggaran 2009 mendatang dan sesuai tata ruang kota terminal pelayanan penumpang yang ada akan dipindahkan ke lokasi KM 9 jurusan Kupang yang telah disiapkan pemerintah daerah kabupaten TTU. (uli)




Jabatan DPM Lira Q Ende Lowong
Ismail Plt DPM Ende

Ende, Lentira
Lira Q Distrik Ende telah (dua) pekan pasca kepemimpinan Herman Minggu, SH yang beralih tugas sebagai Manager Personalia (MP), kembali lowong karena karena Pelaksana Tugas Direktur Program Manager (DPM) Ende Antonius Yanto, SE yang ditunjuk ole Direktur Lira Q, Jufri Deny H. Pakh, SP mengajukan pengunduran diri karena mendapatkan pekerjaan di tempat baru.
Herman Minggu, selaku MP Lira Q Ende menyatakan bahwa saat ini Lira Q Ende untuk sementara dijalankan oleh Abdul Munir Ismail yang juga menjabat sebagai Pengawas (MED) Lira Q Kabupaten Ende.
Abdul Munir Ismail yang adalah mantan MP Lira Q Distrik TTS, berdasarkan surat tugas Direktur Lira Q ia ditugaskan menjalankan MED Lira Q Distrik Sumba dan Flores.
Lebih jauh dikatakan oleh Minggu, bahwa kedepannya Lira Q Ende akan lebih profesional dan semua yang telah terjadi diwaktu yang lalu sebaiknya dijadikan pengalaman berharga bagi semuanya, sehingga Lira Q Ende semakin jaya di bumi Ende Sare
Sementara itu Direktur Lira Q, Jufri Pakh yang dikonfirmasi masalah ini diruang kerjanya mengatakan bahwa, jabatan Direktur Program Manager (DPM) Lira Q Kabupaten Ende untuk kedepannya akan dilakukan berdasarkan pada perangkingan, kinerja dan staf dan keberhasilan dalam menjalankan program, dan DPM yang baru akan menempati Kabupaten Ende pada tanggal 15 Juni 2008.
“Orangnya sudah ada, tinggal kita mantapkan penyelesaian laporan MED saja, terus kita sudah bisa menempatkan orang tersebut, karena di Ende masalah program Ekonomi dan kinerja staf kurang optimal, semua ini oleh karena Manager Personalia sebelum ini tidak kreatif dan kurang profesional, kurang memahami aturan, sehingga pak Herman Minggu saya tunjuk sebagai gantinya karena saya tau dia lebih profesional, dan memahami tugas tersebut,” jelasnya. (tim)




Baru Setahun Di Sumba Tengah
Lira Q Sudah Meringkankan Beban Ekonomi Warga

SumbaTengah, Lentira
Lira Q adalah sebuah Lembaga Independen berbasis investasi yang bergerak untuk memberdayakan masyarakat dibidang Pemberdayaan Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan.
Melalui berbagai tahapan pembentukannya, Lira Q berhasil mengukuhkan kebersamaan melalui suatu pendirian lembaga yang berbasis investasi masyarakat dan program pengembangan kelembagaan dengan sistem kerjasama serta mempunyai jaringan di seluruh wilayah NTT.
District Sumba Tengah yang saat ini telah mempunyai 3 sub district masing-masing sub district Katiku Tana, sub district Umbu Ratu Nggay Barat, sub district Katiku Tana Selatan dan satu sub district pembantu yang berada di wilayah Umbu Ratu Nggay Barat.
Lira-Q Sumba Tengah telah berkiprah sejak 7 Mei 2007 lalu dengan program penguatan ekonomi dan telah berhasil merekrut sebanyak 657 mitra dengan jumlah dana yang telah dicairkan sebesar Rp 281.200.000.
Dari besaran dana yang telah dikucurkan Lira Q distrik Sumba Tengah, 90 persen dana-dana tersebut telah dikembalikan sedangkan sisanya masih dalam proses.
Untuk Program Investasi dalam bentuk Mitra Beasiswa, Lira Q distrik Sumba Tengah mempunyai mitra sebanyak 84 orang dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi dengan jumlah total investasi Rp 129.500.000.
Sedangkan program Quick Invest (QI) berjumlah 53 orang mitra dengan jumlah investasi sebesar Rp 726.000.000. Dan dari total dana tersebut, semuanya telah dikembalikan ke lembaga. Sementara Investasi jangka Panjang, sampai saat ini baru berjumlah Rp 30.000.000 dan masih dalam tahap prospek.
Untuk Program Shortly, saat ini telah mempunyai 74 orang mitra dengan total investasi mencapai Rp 130.000.000. ECC New 91 orang, dengan total investasi Rp 16.680.000.
Dari keseluruhan berbagai program yang telah dijalankan, total dana yang dikelola oleh District Sumba Tengah hingga saat ini mencapai Rp 1.313.480.000.
Semua program yang digulirkan Lira Q kepada masyarakat Sumba Tengah membawa manfaat karena program yang ada dirasakan oleh masyarakat sangat membantu.
Lira Q hadir tidak membedakan karena pada dasarnya semua orang sama dan membutuhkan. Untuk itu, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak sangat diharapkan terutama masyarakat Sumba Tengah. (ami)




Lira Q Tetap Menjamin Kemitraan

SoE, Lentira
Untuk memperkuat jaringannya di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Lira Q Distrik TTS semakin giat melakukan sosialisasi. Baik dilakukan oleh distrik Soe maupun sampai tingkat sub distrik. Seperti yang dilakukan oleh sub distrik Mollo Utara yang melakukan sosialisasi di SMP Negri 1 Tobu, kecamatan Mollo Utara beberapa waktu lalu.
Kegiatan sosialisasi yang dihadiri para guru serta siswa dan siswi, dibuka oleh Sub District Program Manager, Muhamad Abdullah.
Berbagai pertanyaan dilontarkan peserta sosialisasi yang merasa tertarik dengan program Lira Q yang ditawarkan karena dianggap bermanfaat bagi sistem pendidikan.
Seperti yang ditanyakan seorang guru menyangkut jumlah orang yang bisa mendaftar sebagai mitra Lira Q beasiswa Terdidik.
Menyikapi pertanyaan tersebut, Abdullah yang tampil sebagai pemateri secara gamblang menjelaskan bahwa Lira Q pada prinsipnya tidak memasang target atau memberi batasan bagi warga yang ingin menjadi mitra beasiswa. Karena pada dasarnya program beasiswa untuk membantu siapa saja tanpa membedakan karena semua membutuhkan.
Pembayaran transport bagi mitra Lira Q beasiswa terdidik bisa dilakukan secara langsung dengan cara staf Lira Q yang mendatangi mitra dan langsung membayar, atau bisa juga ditransfer melalui rekening bank sesuai kesepakatan yang ditandatangani bersama.
Sementara ditempat terpisah, kegiatan sosialisasi juga dilaksanakan di SMU Al-Ikhlas SoE yang dilakukan oleh sub distrik kota Soe, dalam hal ini tampil sebagai pembicara Volunter Sub District Kota Soe, Suwatni Abdullah.
Dalam pemaparannya, dijelaskan secara umum menyangkut visi dan misi Lira Q, yakni Lira Q adalah memberi tanpa membedakan karena semua orang membutuhkan, Lira Q berperan aktif dalam meningkatkan mutu pelayanan terhadap mitra dengan mendisiplinkan diri dalam beberapa program seperti, pendidikan, ekonomi, kesehatan dan sosial kemasyarakatan.
Dalam kesempatan tersebut, ada pertanyaan yang menyebutkan jika telah menjadi mitra Lira Q terdidik dan bila ingin melanjutkan studi diluar Nusa Tenggara Timur, apakah masih terdaftar sebagai mitra atau hubungan kemitraannya putus.
Menyikapi peranyaan tersebut, staf Lira Q secara sub distrik kota Soe menguraikan bahwa sistem kemitraan akan tetap berlangsung, dan Lira Q akan tetap menjalankan kewajibannya sesuai surat perjanjian walaupun mitra tersebut akan melanjutkan studinya keluar NTT. Sedangkan menyangkut dengan sstem pembayaran transport atau registrasinya akan dilakukan melalui transfer rekening bank. (ike)




Meningkatkan Mutu Pelayanan

SoE, Lentira
Untuk meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi masyarakat, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten TTS saat ini tengah melakukan upaya pergantian pipa penyaluran.
Direktur PDAM Kabupaten TTS, Didi Hadi, kepada wartawan menjelaskan, upaya untuk mengganti pipa tersebut disebabkan karena pipa yang ada saat ini hampir seluruhnya sudah karat karena termakan usia. “Pipa pendistribusi air ini rata–rata sudah terpasang sejak tahun 1981, jadi bisa dibayangkan seperti apa kondisinya sekarang,” jelas Hadi.
Dijelaskan, target PDAM dalam tahun 2008 ini yakni sedikitnya 80 persen penduduk TTS sudah harus terlayani air bersih. Dari data yang diperoleh Lentira dari PDAM TTS, saat ini sedikitnya sekitar 4.500 pelanggan sudah terlayani PDAM.
Sedangkan menyangkut dengan retribusi, pihaknya merasa puas karena pelanggan dinilai mempunyai kesadaran untuk membayar rekening air setiap bulan, sehingga tingkat tunggakan rekening relatif kecil.
Untuk itu pihaknya demikian Hadi juga memberi kelonggaran kepada pelanggan dalam hal pembayaran rekening, seperti batas waktu pembayaran diberikan selama tiga bulan.
Namun apabila melewati batas waktu yang ditentukan, pihaknya akan melakukan pemutusan. “Itupun setelah diadakan pendekatan kepada pelanggan,” ungkap Hadi kepada Lentira yang ditemuinya diruang kerjanya belum lama ini.
Dalam tahun anggaran 2008 ini, pemkab TTS melalui dana APBD Kabupaten akan melakukan penggantian pipa jaringan sepanjang 9.600 meter. Namun diakui Hadi, saat ini pihaknya baru melaksanakan sekitar 1.200 meter.
Selain dibiayai dari APBD Kabupaten, dalam tahun anggaran 2008 ini juga akan diadakan pemeliharaan dan penggantian jaringan distribusi sepanjang 3.000 meter yang dibiayai dari penyertaan modal investor dan pemerintah daerah.
Sementara itu terkait keluhan masyarakat yang mengeluhkan sering terjadi kemacetan dalam pendistribusian air ke rumah warga, Hadi menjelaskan, yang menjadi kendala bagi PDAM saat ini adalah menyangkut jaringan distirbusi yang terbuat dari asbes yang sudah terpasang sejak tahun 1981 dimana kondisinya sudah sangat memprihatinkan karena karat sehingga mudah jebol apalagi arus tekanan air yang bersumber dari mata air Bonleu sangat besar sehingga tekanannya harus diatur.
Selain adanya keluhan dari pelanggan PDAM, penyediaan air bersih yang diperuntukan bagi desa-desa juga sampai saat ini belum terlaksanakan, menurut Hadi sejauh ini PDAM baru mengelolah lima Kecamatan. Hal tersebut disebabkan karena belum ada serah terima dari pihak pelaksana.
“Kami tidak tahu apa alasannya. Apakah bangunan–bangunan itu hanya akan dijadikan sebagai monumen? Padahal niat kami hanya ingin menyelamatkan aset Negara dan sekaligus melayani masyarakat,” ungkap Hadi kesal.
Dijelaskan, untuk harga air PDAM saat ini sangat murah yakni hanya Rp 450/m3. Dalam tahun 2008 ini, sesuai usulan PDAM kepada pemerintah TTS, maka harga satuan akan dinaikan menjadi Rp 2.500/m3.
Namun untuk hal tersebut ungkap Hadi sudah ada Peraturan Daerahnya, tapi sejauh ini belum dapat dilaksanakan karena pihak PDAM melihat kondisi ekonomi masyarakat yang masih sangat rendah sehingga kenaikan harga satuan PDAM belum diberlakukan.
Bangun Pabrik Air Mineral
Menurut rencana pada tahun anggaran 2008 ini, PDAM TTS akan membangun sebuah pabrik air mineral yang berlokasi tepat disebelah kantor PDAM.
Direktur PDAM TTS, Didi Hadi menjelaskan, dasar pemikiran dibangunnya pabrik air mineral karena Kabupaten TTS mempunyai sumber mata air dengan kualitas yang baik. “Dasar pemikiran kami untuk membangun pabrik air mineral karena kabupaten TTS mempunyai sumber mata air yang banyak dengan kualitas air yang bagus sehingga kedepan TTS tidak lagi memasok air mineral dari luar,” jelas Hadi.
Dikatakan, dengan membangun pabrik air mineral maka akan menambah pendapatan asli daerah, serta membuka lapangan pekerjaan bagi anak daerah.
“Berarti dapat mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten TTS dan meningkatkan PAD,” ujar Hadi. (ike)





Pilkades Noebaun
Dua Suku Tidak Mengikuti Pilkades

Kefa, Lentira
Proses pemilihan kepala Desa Noebaun, Kecamatan Noemuti Kabupaten TTU periode 2008-2013 yang baru dilaksanakan ternyata berdampak pada ketidakpuasan dua suku menyusul keputusan panitia pemilihan kepala desa yang hanya meloloskan tiga calon yang berasal dari dua suku dan satu calon non suku.
Kedua suku yang merasa tidak puas terhadap keputusan panitia pemilihan masing-masing, suku Man’fah dan suku Up’batan. Sedangkan tiga calon yang dinyatakan lolos verifikasi oleh panitia masing-masing, Tinus Rao (suku Krus), Frans Toh (suku Toh) dan Agustinus Biamanasi (non-suku).
Dalam proses pemilihan kepala desa Noebaun tersebut, ada lima calon kades yang mendaftar, yakni Bartholomeus Tnesi (suku Manfah), Oktovianus Sarah (suku Upbatan), Tinus Rao (suku Crus), Frans Toh (suku Toh) dan Agustinus Biamanasi (non-suku).
Dalam keputusan yang dibuat oleh panitia bahwa yang mendaftar sebagai calon kepala desa boleh melalui suku dan non suku. Tapi dengan syarat setiap suku hanya mencalonkan satu orang demikian juga dengan calon yang berasal dari luar suku.
Dengan demikian calon yang terdaftar dalam proses pemilihan kepala desa berjumlah lima orang calon.
Namun dari hasil penjaringan tahapan Verifikasi, panitia pilkades hanya menetapkan tiga calon, yakni dua mewakili dua suku yang berbeda dan seorang calon berasal dari luar suku atau tidak mewakili suku.
Terhadap keputusan panitia yang tidak meloloskan dua calon dari suku suku Manfah dan suku Upbatan, maka massa dari kedua calon yang berjumlah sekitar sekitar puluhan orang mendatangi kantor camat Noemuti guna menyampaikan aspirasi mereka ke camat Noemuti Agustinus Lafu, S.Ip.
Dalam pertemuan antara camat Noemuti, panitia Pilkades dan Badan Perwakilan Desa (BPD) serta perwakilan dari kedua suku tidak ada kesepakatan sehingga perwakilan dari kedua suku merasa kecewa dengan panitia Pilkades yang dinilai tidak profesional.
Ketua panitia Pilkades Desa Noebaun, Marsel Nabu, dalam penjelasannya mengatakan, panitia sudah bekerja sesuai aturan yang ada, sehingga bagi calon yang tidak memenuhi kriteria pencalonan, termasuk tidak memenuhi jadwal yang ditetapkan dengan sendirinya dinyatakan gugur.
Padahal menurut Nabu, jadwal yang ditetapkan panitia sudah ditunda selama tiga kali yang disebabkan oleh kesalahan bakal calon sendiri yang tidak memenuhi prosedur dan mekanisme pendaftaran. Dengan demikian panitia memutuskan proses pendaftaran ditutup pada 8 Mei 2008.
Ironisnya, lanjut Nabu, sehari sebelum penutupan pendaftaran, kedua bakal calon Kepala Desa Noebaun mendatangi panitia untuk mendaftar, namun setelah berkas diterima dan diverifikasi maka ditemukan kekurangan berkas administrasi terkait surat keterangan dari Kades. Karena waktu pendaftaran yang telah ditetapkan oleh panitia telah berakhir, maka kedua calon tersebut dinyatakan gugur.
Sementara itu Camat Noemuti, Agustinus Lafu, menegaskan, proses pilkades Noebaun yang ditetapkan panitia sudah dinyatakan final dan sudah sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku, sehingga bagi kedua bakal calon yang terlambat mendaftar dinyatakan gugur. Keterlambatan tersebut diakibatkan bukan oleh panitia tetapi disebabkan oleh kedua bakal calon yang tidak memahami surat keterangan dari kepala desa tentang dukungan bakal calon.
Merasa calon mereka yang dinyatakan gugur oleh panitia, maka massa dari kedua suku menyatakan akan memboikot proses pilkades Noebaun. Hal tersebut disampaikan koordinator kedua suku, Kanisius Tmeubam."Kami tidak akan mengikuti proses pilkades. Kami menyatakan memboikot jalannya Pilkades," tegas Tmeubam.
Menanggapi ancaman warga yang berasal dari kedua suku, camat Noemuti Agustinus Lafu, menghimbau agar bakal calon yang gugur dapat mengajukan banding ke tingkat yang lebih tinggi, karena proses Pilkades tetap berpedoman pada asas pemilu.
Sesuai kesepakatan maka panitia tetap melanjutkan proses pilkades sampai selesai. Sesuai jadwal pemilihan kepala desa Noebaun periode 2008-2013 dilaksanakan pada 30 Mei 2008. (jk)




Noemuti Dapat Rp 85 Juta

Kefa, Lentira
Lembaga Investasi Lira Q Distrik TTU belum lama ini telah menyalurkan bantuan dana sebesar Rp 85 juta kepada mitra Lira Q di Kecamatan Noemuti Kabupaten TTU berupa Dana Penguatan ekonomi.
Distrik Programe Manager (DPM) Lira Q Disrict TTU, Ishak Langkola, SP mengatakan, dana yang telah tersalur kepada mitra diharapkan dapat dikelolah demi perbaikan ekonomi mitra.
Sementara Sub Distrik Programe Manager (SDPM) Noemuti, Yos Kobesi, S.Pd kepada Lentira mengemukan, program penguatan ekonomi yang saat ini dijalankan sudah menjaring sedikitnya 277 mitra, dengan rincian, tahap pertama sebanyak 233 orang dengan jumlah dana yang telah disalurkan mencapai Rp 58 juta yang masing-masing mitra mendapat Rp 250 ribu hingga Rp 300 Ribu.
Sedangkan pada tahap kedua total dana yang disalurkan kepada 44 mitra mencapai Rp 27 juta lebih dengan rincian setiap mitra bisa mendapatkan hingga Rp 750 ribu.
Dikatakan Kobesi, masyarakat Noemuti yang telah menjadi mitra diharapkan tetap menjalin kerjasama karena Lira Q tetap mengedepankan kepentingan masyarakat.
Salah seorang mitra kepada Lentira mengharapkan agar Lira Q tetap memperhatikan usulan dari setiap mitra sehinggga mitra dapat mengembangkan usahanya. Namun lain lagi dengan pernyataan salah seorang mitra yang menyatakan bahwa Lira Q sering terlambat dalam merealisasikan dana pinjaman kepada mitra.
Untuk itu,menyikapi hal tersebut, Supervisor Sub District Kecamatan Noemuti Dominggus Kase menyatakan, tahapan realisasi sudah sesuai prosedur, akan tetapi dalam pemasukan penerimaan usulan dari masyarakat harus sesuai tahapan dan mekanisme yang ditetapkan Lira Q, yakni satu minggu sebelum tanggal jatuh tempo realisasi mitra sudah harus memasukan usulan kepada Lembaga melalui Volunter yang ditindak lanjuti oleh para Supervisor.(jk)




Korban Bencana Manggarai Tuntut Perbaikan Rumah

Ruteng, Lentira
Masyarakat korban bencana alam Manggarai yang dimotori beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) belum lama ini mendatangi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manggarai untuk menanyakan bantuan pemerintah pusat sebesar Rp 65 Miliar kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk pembangunan kembali rumah warga korban bencana alam.
Massa yang dipimpin Marsel Ahang dan Mus Wanggut meminta Kapolres Manggarai dan Kepala Kejaksaan Negeri Ruteng agar segera melakukan proses pengumpulan bukti dan keterangan (Pulbaket) untuk mengungkap kasus dana bencana alam senilai lebih dari Rp. 65 Miliar lebih yang sampai saat ini tidak ada kejelasannya lebih lanjut.
Selain mempertanyakan dana bantuan bencana alam, massa yang terdiri dari korban bencana alam dan gabungan beberapa LSM juga menanyakan dana yang dipakai untuk pengerukan pasir yang memakai dana bantuan bencana alam senilai Rp. 7,5 miliar di Wae Pesi Kecamatan Reo, serta dana sebesar Rp. 2,2 miliar yang dialokasikan untuk proyek yang dinilai tidak jelas.
Massa juga mempertanyakan dana bantuan bencana alam untuk bidang pendidikan senilai Rp 10 Juta yang diduga telah dipotong oleh salah satu bank di Ende untuk membiayai konsultan di SMK 2 Ende selaku pengawas proyek.
Untuk itu kepada anggota DPRD asal daerah pemilihan Kecamatan Ruteng untuk mendampingi korban bencana alam serta memanggil pihak pemerintah Kabupaten Manggarai agar bertanggungjawab atas keluhan–keluhan masyarakat yang sudah diambil data rumah murah di Kecamatan Ruteng, khususnya warga Kelurahan Wae Belang yang sampai saat ini masih menunggu pengerjaan rumah mereka.
Kekecewaan warga korban bencana alam bermula dari janji pemerintah yang akan memberikan kunci rumah tanda untuk segera menempati. Namun pada kenyataannya, bukan kunci rumah yang didapat korban tetapi hanya paku yang diberikan dengan maksud agar warga mengerjakan sendiri rumah yang rusak.
Dalam aksi tersebut mereka meminta kepada DPRD agar segera membentuk panitia khusus (Pansus) untuk menelusuri dana senilai Rp 65 miliar serta bantuan–bantuan lain dari donator non Pemeritah. (Oce)



Ijin Insedentil Harus Dicabut

Kefa, Lentira
Para supir angkutan umum jurusan Atambua–Kefa meminta agar ijin trayek Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) diberlakukan, mengingat ijin Insedentil yang tidak berlaku masanya merugikan pengusaha angkutan seperti harus membayar retribusi sebesar Rp 26.000.
Demikian dikatakan David Solokana, supir angkutan kota kepada kepala Dinas Perhubungan TTU saat melakukan aksi demonstrasi di gedung DPRD TTU Senin 26 Mei pekan lalu terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Menyikapi tuntutan para supir, Kepala Dinas Perhubungan TTU, Alvian Olvadius Djara, S.Ip mengatakan, ijin isendentil hanya diberlakukan kepada angkutan umum yang beroperasi diluar ijin trayek karena keterbatasan armada yang melayani rute-rute tertentu.
Dikatakan Djara, pihak Dishub TTU telah mencabut ijin insedentil karena masa berlakunya telah habis sejak 28 Januari 2008 lalu. Dan kepada para pegusaha mikrolet yang mengantogi ijin isendetil dianjurkan untuk mengurus ijin trayek.
Hal senada juga disampaikan Kasubdin Lalu Lintas Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan TTU, Abidin L. Aman melalui Pelaksana Tugas UPTD LLAJ Dinas Perhubungan Propinsi NTT wilayah TTU.
Sesuai Undang-Undang nomor 14 tahun 2002 tentang LLAJ dan Peraturan Pemerintah nomor 41 tahun 1949 tentang khusus Angkutan Jalan, dipakai menjadi acuan dalam mensosialisasikan terhadap Organda, pengusaha untuk segera melakukan pengalihan izin trayek.
Untuk diketahui kriteria selama masa toleransi yang disepakati antara pengusaha angkutan bersama Dinas perhubungan TTU, Belu dan Dinas Perhubungan Propinsi NTT pada tanggal 28 Januari 2006 disepakati angkutan umum yang mengangkut penumpang dari Kefa ke Atambua atau sebaliknya harus membayar retribusi daerah sebesar Rp 26 000, serta kendaraan tersebut harus memenuhi masa uji kelayakan. (uli)





Kenaikan Harga BBM, tariff Angkot di Ngada Juga Dinaikan
Ngada, Lentira
Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), membuat para supir angkutan yang melayani rute Bajawa-Mataloko tidak menjalankan aktivitas seperti biasa. Mereka melakukan aksi mogok menuntut pemerintah Kabupaten Ngada segera mengeluarkan keputusan yang memberlakukan tarif baru.
Dalam aksinya, para supir memarkirkan kendaraan mereka dipertigaan Mataloko dan selanjutnya menuju kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Ngada dengan maksud menuntut agar pemerintah segera mengeluarkan kebijakan untuk menaikan tarif sesuai dengan jarak tempuh.
Salah seorang sopir angkot yang sempat diwawancarai mengatakan, aksi yang dilakukan hanya sekedar meminta pemerintah untuk segera mengeluarkan Peraturan Daerah tentang tarif Angkutan. Karena menurut para supir tanpa Perda masyarakat pasti akan tetap membayar dengan harga lama.
“Kami tidak mungkin mengenakan tarif lama sedangkan harga Bahan Bakar sudah naik,” ujar seorang supir.
Melihat situasi dan kondisi yang terjadi, akhirnya Pemerintah Daerah mengambil kebijakan dengan mengeluarkan Perda tentang tarif angkutan yang yang disesuaikan dengan jarak tempuh. (eme)





Kesejahteraan Staf Lira Q Jadi Prioritas
Rote Ndao, Lentira
Kebijakan umum Lira Q NTT yang mewajibkan agar semua staf Lira baik di distrik maupun sub distrik untuk menjalankan program investasi dan pendidikan mendapat sambutan dari seluruh staf Lira Q distrik Rote Ndao.
Distrik Program Maneger (DPM) Rote Ndao, Yusthan Menoh, A.Md dalam evaluasi mingguan dengan staf Lira Q Distrik Rote Ndao menegaskan, kebijakan dan tanggungjawab staf dalam menjalankan program Lira Q sangat menentukan masa depan mitra.
Selain itu Menoh juga mengingatkan agar staf Lira Q bekerja dengan semaksimal mungkin sesuai harapan agar mendapatkan hasil seperti yang diinginkan. Karena menurutnya, Lira Q mulai dikenal masyarakat sehingga terjadi peningkatan investasi sebesar Rp 210 juta dan terjadi penambahan mitra beasiswa sebanyak 8 orang sehingga total mitra beasiswa menjadi 59 orang serta investasi jangka panjang mencapai Rp 30 juta.
SDPM Pantai Baru, Hance Killa, dalam rapat evaluasi mingguan yang dilaksanakan belum lama ini mengatakan, bila seluruh staf Lira Q mau berusaha untuk mencapai target maka harus terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan melakukan pendekatan seperti yang dilakukan staf Pantai Baru.
Dikatakan Killa, khusus untuk sub distrik Pantai Baru, investasi mencapai Rp 90 juta dan beasiwa tiga orang. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi terus menerus sehingga dari waktu ke waktu jumlah investasi terus meningkat dan jumlah mitra beasiswa terdidik bertambah.
Dikatakan, kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan tentunya memiliki resiko yang besar bagi yang tidak melaksanakannya, sehingga setelah batas waktu yang ditentukan maka staf akan menerima ‘buah’ dari hasil kerja kerasnya selama ini dengan harapan untuk kemajuan dan perkembangn Lira Q kedepan. (Oby)


Fiz R vs Jupiter MX, Tade Tewas
Rote Ndao, Lentira
Tabrakan antara dua sepeda motor yang terjadi tepatnya di depan Koramil Pante Baru Rote Ndao antara Feki Foeh yang mengendarai sepeda motor jenis Yamaha Jupiter MX dengan Oktovianus Tade yang mengendarai sepeda motor Yamaha Fiz R menelan korban jiwa.
Tabrakan tidak dapat terhindari akibat kurang hati-hatinya kedua pengendara dalam memacu sepeda motor. Akibatnya Oktovianus Tade tewas seketika, sedangkan Foeh mengalami pata kaki sebelah kiri .
Informasi yang diperoleh Lentira menyebutkan, saat kejadian tidak ada saksi yang melihat terjadinya kecelakaan tersebut karena saat kejadian jalanan masih sepi dan masyarakat pun belum melakukan aktivitas. Namun dari informasi yang dihimpun menyebutkan, korban tewas mengalami luka serius pada kepala, tangan, muka dan kaki sehingga sempat dilarikan ke puskesmas terdekat. Sedangkan Feki Foeh yang mengalami patah kaki langsung dilarikan ke RSU Ba’a.
Tabrakan terjadi akibat kedua pengendara sepeda motor Fiz R yang dikendarai Tade yang datang dari arah pelabuhan dan Foeh yang mengendarai Jupiter MX yang datyang dari arah Olafuliha’a sama-sama tidak dapat menguasai sepeda motor yang dikendarai.
Seperti yang disaksikan Lentira dilokasi kejadian terlihat ada tumpukan batu berbentuk kuburan dengan darah segar yang masih berserakan dipinggir jalan meskipun telah di siram dengan air oleh warga sekitar.
Sesaat setelah kejadian pihak keluarga tidak satupun yang mau berkomentar mengenai kejadian tersebut. Keluarga merasa terpukul dan menerima kenyataan.(oby)




Hasil Laut Masih Menjadi Unggulan Flotim
Larantuka, Lentira
Bupati Flores Timur, Drs. Simon Hayon, mengatakan, Kabupaten Flores Timur yang terdiri dari pulau-pulau memiliki hasil laut yang saat ini sedang diberdayakan untuk peningkatan pendapat asli daerah (PAD) seperti ikan, mutiara, kerang, dan rumput laut.
Demikian dikatakan Simon Hayon saat menerima kunjungan Danlantamal VII Kupang, Brigjen TNI (Mar) Syaiful Anwar ketika melakukan kunjungan kerja ke Larantuka, Flores Timur Senin 26 Mei pekan lalu.
“Dalam memanfaatkan hasil laut kami (Pemda Flotim, Red) telah mengirim sedikitnya 300 karang taruna untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan di Malindo terkait pemanfaatan hasil laut, seperti pembuatan chips ikan yang diharapkan akan menjadi produk unggulan kabupaten ini,” ungkap Hayon.
Lebih lanjut dijelaskan, kondisi kepulauan yang dimiliki Kabupaten Flores Timur mempunyai keterkaitan erat dengan sejarah dan peradaban masa lalu, seperti Pulau Solor yang mempunyai hubungan erat dengan suatu daerah di Sukabumi yakni, Legong Solo.
“Untuk itu kami sedang berupaya untuk menghadirkan beberapa pakar dari Prancis seperti pakar Sosiolog, Antropolog, Arkheolog untuk melakukan kajian tentang sejarah peradaban tersebut, sehingga jangan ada presepsi yang keliru tentang hal itu,” ungkap Hayon.
Sementara Danlantamal Bigjen TNI Saiful Anwar, dalam kesempatan tersebut hanya menekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan kondisi perairan dan proses pengamanan laut.
Seperti maraknya kasus penangkapan ikan dengan menggunakan bom serta pemasangan bagan-bagan penangkapan ikan yang dirasakan sangat menggangu lalulintas laut dan pelayaran.
Oleh karena itu pihaknya sangat mengharapkan kerja sama dari pihak Pemda untuk mendukung misi tersebut dalam menjaga ekosistem laut.
“Kerjasama ini sangat kami harapkan demi menjaga kesetabilan perairan dan perkapalan,” ungkapnya.
Acara tatap muka dalam rangka kunjungan kerja Danlantamal VII tersebut, melibatkan unsur -unsur Muspida Kabupaten Flores Timur dan diakhiri dengan penyerahan cinderamata dari Pemda kepada Angkatan Laut dan sebaliknya. (kim)



Wungubelen : PD Tetap Mendukung Hayon-Lagadoni
Larantuka, Lentira
Partai Demokrat yang merupakan salah satu partai pendukung paket Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur Drs. Simon Hayon dan Yohanes Lagadoni Herin, S.Sos masa bakti 2005-2010, bertekad dan tetap komitmen atas dukungan tersebut.
Demikian dikatakan ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat (DPC PD) Kabupaten Flores Timur, Theodorus M. Wungubelen, SH pada pembukaan Rapat Kerja Cabang (Rakercab) Kabupaten Flores Timur di Larantuka belum lama ini.
Rakercab yang melibatkan segenap pengurus partai baik dari tingkatan DPC hingga tingkatan ranting berlangsung dalam suasana demokratis.
Diharapkan, melalui momentum Rakercab PD dapat menjadikan kader partai yang militan dan handal serta bisa benar-benar melahirkan wakil dan pemimpin rakyat yang mampu menggali dan menghayati serta mengamalkan dengan benar nilai-nilai luhur dengan misi besar yang dijunjung tinggi oleh agama.
Nilai luhur tesebut seperti, nilai keadilan, kejujuran, kesetaraan, toleransi serta bekerja sama, menggali dan mengamalkan nilai – nilai dasar agama.
Terkait dengan komitmen partai, dia menambahkan DPC PD Flotim telah melahirkan pemimpin. Oleh karena itu wajib hukumnya bagi kader partai untuk menjaga duet kepemimpinan Hayon-Lagadoni hingga akhir masa jabatan.
“Partai Demokrat harus punya sikap yang tegas untuk menjaga duet ini agar terhindar dari upaya-upaya sistematis yang mau memisahkan duet kepemimpinan daerah tercinta ini,” tegasnya.
Dihadapan ratusan pengurus partai, Wungubelen menghimbau agar sebagai kader partai harus tetap menjadi filter bukan sebaliknya kompor pemanas yang akan membawa kehancuran besar dalam pemilu 2009 mendatang.
Selain itu semua kader partai harus mampu berjuang dengan memperkuat infrastruktur parti sampai ke tingkat yang paling rendah, serta mampu menjaga citra partai Demokrat.
Ditegaskan pula, setiap kader partai harus mampu menyeleksi calon wakil rakyat yang memiliki reputasi baik dan yang tidak tercelah kecuali masih dalam batas-batas kewajaran.
“Kader partai yang militan diharapkan mampu melakukan komunikasi politik dan mentaati rambu-rambu dan aturan yang berlaku, serta tidak menghalalkan segala cara, termasuk kampanye negatif yang merugikan citra partai,” tegasnya.
Lebih jauh dirinya menghimbau kepada seluruh kader partai agar tidak menggunakan konsep politik ‘panjat pinang’ karena diyakini bahwa tidak akan ada kemenangan sejati.
“Karena selama konsep itu masih ada, maka kultur politik Flotim tidak akan berubah, perebutan dan persaingan mencapai puncak namun tidak pernah melahirkan pemimpin yang sejati. Perbedaan pendapat menjadi energi, bukan sebaliknya menjadi pola sikap deskruptif,” tandanya. (kim)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

7 orang Staf Lira Q Distrik Ende Dipecat

Ende, Lentira
Dari total 72 staf Lira Q di Distrik Ende, 7 orang staf telah dipecat karena diduga menggunakan atau menggelapkan uang program diluar ketentuan lembaga, salah satu dari 7 orang tersebut yaitu mantan Manager Personalia (MP) Vincentius Wollo, Lira Q distrik Ende.
Sanksi pemecatan yang diterapkan oleh Direktur Lira Q Jufri Deny H. Pakh, ST, merupakan satu-satu pilihan sebab ke 7 orang tersebut selain menyalahgunakan keuangan lembaga juga membeberkan hal ini melalui media cetak lokal, padahal jika dilihat hal ini dapat diurus secara kelembagaan sehingga dampaknya tidak ada pihak yang dirugikan.
Menanggapi hal ini Monitoring and Evaluation Distric (MED) Daratan Flores dan Sumba, Abdul Munir Ismail, SP, yang ditemui Lentira Sabtu (24/5) pekan lalu di Hotel Safari Kota Ende mengakui persoalan ini. Dirinya menjelaskan bahwa, keputusan yang diambil oleh Direktur Lira Q tidak dapat dianulir oleh siapapun, sebab 7 orang itu secara langsung telah mencoreng nama lembaga bahkan telah menelanjangi dirinya sendiri.
“Banyak hal yang membuat kita sulit untuk menempuh suatu perubahan menuju kehidupan yang lebih baik jika masih terpatri pada “egoisme” siapa saya dan saya siapa. Tidak itu saja ini ada kaitannya dengan pemberitaan sebuah media lokal yang menuliskan bahwa Direktur Lira Q meminta stafnya menjadi penjual koran atau loper, ” jelas Munir.
Lebih jauh disampaikan Munir bahwa sejak 2 bulan lalu ia telah berada di Ende untuk menyelesaikan masalah kruisal yang dihadapi oleh Lira Q Kabupaten Ende berkaitan dengan penggunaan uang program untuk membantu masyarakat Ende yang disalahgunakan oleh beberapa staf untuk kepentingan pribadi diluar ketentuan yang telah ditetapkan Direktur Lira Q.
“Sebagai contoh yaitu didalam kontrak Pinjaman Uang dari Kantor Lira Q dituliskan bahwa uang dipinjam sebesar Rp.1,5 juta dan diangsur perminggu 75 ribu rupiah, namun oleh staf yang menggunakan dana tersebut justru mengembalikan tidak sesuai dengan kontrak yang telah ia tandatangani sendiri diatas materai 6 ribu, Rumor yang berkembang semacam kita Lira Q tidak mampu menggaji karyawan namun seyogyanya disampaikan bahwa Direktur Lira Q melalui suatu keputusan menetapkan telah memecat karyawan-karyawan yang menyalahgunakan anggaran tersebut dan meminta maaf kepada masyarakat Ende karena oleh karena ulah beberapa karyawan tersebut telah membuat mandeknya pelayanan bantuan ekonomi untuk masyarakat Ende selama masa pemeriksaan oleh MED berlangsung,” tutur Munir.
Lebih jauh lagi disampaikan oleh Munir bahwa, staf diwajibkan menjalankan program Sosialisasi Kemitraan melalui Media Lentira sebagai Media Lira Q untuk mewujudkan penyaluran informasi program yang profesional karena keterbatasan sumber daya manusia dalam staf Lira Q yang direkrut.
“Kerap kali informasi yang diterima dari Direktur Lira Q tidak mampu dijalankan oleh staf disini karena mereka kurang memahami sistem pemberdayaan staf yang diterapkan Direktur Lira Q,” ungkapnya.
Menjadi Staf Lira Q bukan harus selalu mengandalkan seragam dan tanda pengenal yang melekat pada masing-masing individu, akan tetapi lebih dari bagaimana ketika menjadi staf Lira Q dapat memahami bahwa Lira Q membimbing ke arah “Leadership” dan dibentuk menjadi masyarakat siap pakai dalam setiap kondisi, waktu dan kesempatan.
Munir juga membacakan pesan singkat Direktur Lira Q melalui SMS (Short Message Service) yang menuliskan : Yth. MED NTT, ajarkan kepada staf bahwa bukan apa yang melekat pada kita adalah nilai jual kita, namun apa yang kita berikan dan sampaikan sehingga dipahami masyarakat kita adalah pelayanan yang perlu kita wujudkan, hindari mental karena Kita “Pegawai”.
“Direktur Lira Q tidak menerima gaji, tidak diberi tunjangan operasional dalam pekerjaannya, apa mungkin dia menghendaki kita menjalankan hanya sekedar cari keuntungan? Saya saja sebelum diterima sebagai staf Lira Q justru dilatih oleh beliau sebagai Penjual Sayuran di pasar Oeba Kota Kupang dan Petani di Kebun, beranikah saudara menerima tantangan seperti itu??,” imbuh Munir menutup pembicaraannya dengan Lentira. (tim)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

Kadishub Kota “Didemo” Usai Dilantik

Kupang, Lentira
Mutasi ditubuh Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, pekan lalu membuat para pejabat dilingkup kota kupang harus mengawali pekerjaannya dengan berbagai Fenomena.
Salah satunya dari sekian yang dimutasikan yakni, Drs. Jesua Manaha, Mantan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Kota Kupang dan kini menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Kupang harus memulai kerjanya pada hari pertama menghadapi para pendemo dari Sopir dan Pengusaha Angkutan Kota (Angkot) terkait keputusan kenaikan tarif Angkot di Kota Kupang
Saat Ditemui Lentira didepan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang, Manaha mengungkapkan, Dirinya sangat bahagia. Pasalnya, dalam mengawali pekerjaannya telah diberikan suatu tugas yang berat yakni harus bekerja keras untuk kepentingan masyarakat. Manaha juga berjanji akan berusaha untuk menuntaskan permasalahan Tarif Angkot tersebut.
Manaha mengisahkan, setelah pengumuman kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dirinya, langsung dipanggil oleh Walikota Kupang, Drs. Daniel Adoe untuk segera melakukan koordinasi ke beberapa pihak yakni, Organisasi Angkutan Darat (Organda), pihak keamanan yakni, Kapolresta AKBP, Drs. Marsudi Wahyuwono beserta jajajaran untuk melakukan pertemuan di kantor gubernur Nusa Tenggar Timur (NTT), ”Setelah penggumuman kenaikan BBM saya langsung dipanggil Walikota Kupang untuk mengikuti rapat yang dilaksanakan di kantor gubernur NTT dan hasilnya adalah keputusan Gubernur tentang kenaikan Tarif Angkot.” jelasnya.
Dikatakannya, terkait kenaikan tarif angkot tersebut dirinya tidak bisa mengambil keputusan karena tidak mempunyai wewenang untuk hal tersebut.
Seperti yang disaksikan sekitar ratusan pengusaha dan sopir angkot mendatangi gedung DPRD kota kupang menolak surat keputusan Gubernur dan Walikota Kupang tentang tarif yang telah ditetapkan yakni Rp.1.250 untuk pelanjar dan Rp.2.500 untuk dewasa.
Para pengusaha dan sopir angkot tersebut menuntut agar tarif tersebut dinaikan dari Rp.1250 menjadi Rp.2000 untuk pelajar dan Rp.2500 menjadi Rp.3000 untuk umum. (iks)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..

Tingkatkan mutu aparatur pemerintah

Diklat NTT Gandeng Lembaga Asing

Kepala Badan Diklat NTT George Paulus di ruang kerjanya belum lama ini mengatakan, Untuk meningkatkan pengetahuan di bidang konsultan dalam bidang pendidikan dan latihan aparatur daerah , Badan Pendidikan dan Latihan Provinsi NTT terus melakukan kerja sama dengan Negara Australia dalam program keahlian kusus dengan Deutscher Enkicklungs Dient (DED) dari Jerman dan JTZ yang bertugas untuk memberikan konsultan dalam bidang pendidikan dan pelatihan aparatur. “Kerja sama yang lalu sudah diperpanjang dengan Australia dan beberapa lembaga asing lain untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan aparatur di NTT,” kata Paulus.
Menurutnya sejauh ini sudah berbagai hal yang dilakukan oleh Deutscher Enkicklungs Diend (DeD) dan JTZ melakukan pengkajian tentang pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi NTT. Seperti hasil penelitian penulisan akhir yang akan digunakan untuk menyempurnakan seluruh latihan-latihan yang sudah dilakukan oleh Diklat NTT.
Kerjasama itu kata Paulus, sudah berjalan sejak 2007 lalu yang awalnya dirintis pejabat lama Simon Petrus Mesah. Dan saat ini kerjasama antara Diklat NTT Deutscher Enkicklungs Dient (DED) dari Jerman dan JTZ Australia diperpanjang lagi oleh Kaban yang baru. “Kerjasama itu berupa bantuan tenaga ahli dari luar negeri yang dirintis Kaban lama sejak 2007 lalu, dan sekarang kami hanya melanjutkan,” jelas Paulus.
Dikatakannya pula, Kedepan Badan Diklat NTT bekerjasama denagn DeD dan JTZ akan memberikan materi-materi yang memuat tentang masalah-masalah Gender sehingga kedepan badan Diklat NTT tidak lagi memberikan pelatihan gender secara khusus tetapi setiap penyajian mata tatar ada materi yang menyentuh mata sisi gender.
George Paulus Menambahkan, Terkait dengan isu Gender yang akir-akhir ini marak diperbincangkan di kalangan masyarakat, Maka pada bulan Agustus mendatang Badan Diklat NTT akan melakukan WorkShop dengan membahas beberapa materi yang terkait dengan berbagai isu tentang gender. (ius)

Klik di sini atau di Judul untuk baca lengkap..