Berita Daerah

Sega Fransiskus : Utamakan Pelayanan Publik Yang Santun Dan Berwibawa

Kefa, Lentira
Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi NTT, Drs. Sega Fransisikus mengatakan, tiga pilar program penataan manajemen Departemen Agama adalah program monumental sehingga diharapkan dalam ruang geraknya Departemen Agama khususnya kantor Departemen Agama Kabupaten TTU lebih mengutamakan pelayanan publik yang terbaik, santun dan berwibawa.
Pernyataan tersebut dikatakannya di Kefamenanu saat melakukan kunjungan kerja ke kantor Departemen Agama Kabupaten TTU pekan lalu.
Menurut Fransiskus, tertib Adminstrasi, tertib keuangan, tertib lingkungan, Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana merupakan cerminan sikap dari seorang pemimpin dalam mengelolah lembaga yang dipimpinnya.
Sebab baginya, penjabat yang konstruktif dan mempunyai kemampuan dan berprestasi serta loyal terhadap kebijakan akan membuat keputusan yang tanggap dan cepat terhadap persoalan yang dihadapi terutama permasalahan yang bersifat konflik Sara.
Dalam kunjungan kerja yang baru pertama kali ke Kantor Depag TTU, Kakanwil Agama NTT melakukan dialog dengan tokoh agama di TTU. Dalam dialog tersebut diungkapkan, menurunnya rasa persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuaan Republik Indonesia disebabkan oleh semakin berkurangnya lagu-lagu bernuansa kebangsaan terutama lagu waijb Indonesia Raya dalam acara -acara yang bersifat resmi.
Senada dengan Fransiskus, menurut Dekenat TTU Keuskupan Atambua, Romo Aloysius Kosat, Pr, salah satu hal yang turut mempengaruhi berkurangnya rasa Nasionalisme dalam masyarakat adalah kurangnya didendangkan lagu-lagu yang bernuansa Kebangsaan.
Untuk itu kepada Kantor Depag TTU Kosat menyarankan agar menjadi terang bagi masyarakat dalam memupuk rasa Nasionalisme terhadap masyarakat khususnya Masyarakat TTU yang dinilai telah pudar rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Kunjungan kerja Kakanwil Depag Propinsi NTT ke kabupaten TTU diterima secara adat oleh sejumlah Tokoh Agama, Forum Lintas Pemuda antar Agama, tokoh masyarakat dan dikukuhkan sebagai Tokoh adat Biinmaffo lewat pengalungan dan pengenaan kain Adat dan disambut Tarian adat Biinmaffo.
Kunjungan kerja tersebut dalam rangka perjalanan Safari dan sosialisasi guna menyukseskan tiga program pilar kebijakan pembenahan managemen Departemen Agama.(uli)



Manggarai Mekarkan Dua Kecamatan

Ruteng, Lentira
Pemerintah Kabupaten Manggarai secara resmi telah menetapkan tiga Kecamatan baru hasil pemekaran dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Satar Mese Barat, yang dimekarkan dari Kecamatan Satar Mese dan Kecamatan Bangka Lelak dan Rahong Utara hasilpemekaran dari Kecamatan Ruteng.
Bupati Manggarai Drs. Cristian Rotok mengatakan, pemekaran tiga wilayah Kecamatan tersebut merupakan permintaan warga Narang yang menuntut agar dimekarkan menjadi kecamatan tersendiri. Diharapkan, dengan dimekarkan wilayah Kecamatan yang ada nantinya dapat memajukan Kabupaten Manggarai.
Bupati Rotok pada kesempatan tersebut menyatakan terima kasih kepada masyarakat Narang karena telah dengan iklas telah memberikan lahan seluas enam hektar untuk dibangun kantor kecamatan dan jalan.
Lokasi tempat pembangunan kantor Kecamatan Satar Mese Barat yang letaknya strategis karena dekat dengan laut dipastikan dalam waktu dekat sudah dipadati rumah penduduk setelah pemerintah membuka jalan baru menuju lokasi pusat pemerintahan kecamatan baru.
Salah seorang warga Hilihintir, Yosep Bandut, menyatakan kegembiraannya karena menurutnya pemekaran kecamatan kecamatan merupakan langkah maju bagi warga yang pada umumnya adalah petani.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai, Ketut Suastika, yang dikonfirmasi soal pembangunan Kantor Camat dan pembukaan jalan baru mengatakan, saat ini pemerintah belum menganggarkan dana untuk pembangunan kantor camat dan pembukaan jalan masuk.
Seusai pelantikan tiga kecamatan, Bupati beserta rombongan meninjau lokasi proyek Jembatan Kali Wae Mese yang masih dalam proses pengerjaan. Jembatan dengan panjang 20 meter tersebut menghubungkan Kecamatan Satar Mese Barat dan Satar Mese Timur dan dapat menuju Kota Ruteng. (Oce)



Sudah Tiga Pekan Listrik Sering Padam

Ruteng, Lentira
Sudah hampir tiga pekan listrik di Kota Ruteng dan sekitarnya sering padam. Pemadaman yang dimulai pukul 9 pagi sampai pukul 17 sore sangat berpengaruh terhadap berbagai aktifitas perkantoran.
Selain aktifitas kantor yang menjadi terhambat, kemacetan juga terjadi di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Carep dan Mbaumuku. Akibatnya puluhan kendaraan antri akibat pemadaman listrik.
Warga mengaku kesal dengan pemadaman yang sudah berlangsung selama hampir satu bulan sehingga usaha yang dijalankan mengalami penurunan pendapatan. Seperti pengakuan salah seorang pengusaha foto copy di central pertokoan Ruteng, yang mengaku omset pendapatan setiap hari selama hampir sebulan menurun drastis akibat terjadinya pemadaman listrik.
Menyikapi persoalan pemadaman listrik yang terjadi, pihak PLN Ranting Ruteng mengaku, pemadaman tersebut disebabkan kurangnya pasokan bahan bakar bagi PLN ranting Ruteng.
Biasanya Bahan bakar yang dipasok dari Reo dan Ende sebanyak 20 sampai 25 Ton per hari, sudah hampi sebulan ini menurun menjadi 10 Ton per hari. Untuk itu PLN terpaksa harus mengambil langkah untuk tetap memberi pelayanan penerangan.
Untuk itu kepada masyarakat, PLN menghimbau agar menghemat pemakaian listrik demi mengurangi beban pembakaran minyak.(Oce)




SODA Memulai Kepemimpinannya Dengan Misa Syukur

Maumere, Lentira
Bupati dan Wakil Bupati Sikka terpilih, Drs. Sosimus Mitang dan Dr. Wera Damianus usai dilantik dan diambil sumpah sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sikka periode 2008-2013 oleh Gubernur NTT, Piet Tallo di rumah jabatan Gubernur pada Sabtu 31 Mei menyatakan berterima kasih kepada masyarakat Sikka yang telah mendukung dan memberikan kepercayaan untuk memimpin Sikka lima tahun kedepan.
Pernyataan tersebut diungkapkan Bupati terpilih Sosimus Mitang kepada ribuan masyarakat Kabupaten Sikka yang menjemput keduanya di bandara Wai-Oti Maumere.
Kepada masyarakat Kabupaten Sikka yang tidak sempat menghadiri upacara pelantikan, Bupati Mitang dan wakil Bupati Damianus menyatakan permintaan maafnya kepada masyarakat karena upacara pelantikan terpaksa dilaksanakan di Kupang sebab kondisi kesehatan Gurbernur yang tidak mengijinkan untuk melakukan perjalanan ke Maumere.
Acara penjemputan kedua pemimpin Sikka periode 2008-2013 dilakukan dengan tradisi Sikka dengan dimeriahkan tarian “Papak” dan tarian “Diin Gili” yang bermakna sebagai tarian penjemputan.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Damianus Wera mengajak semua masyarakat Kabupaten Sikka untuk bersama-sama bahu-membahu membangun Sikka. “Tinggalkan segala polemik yang terjadi saat kampanye, lupakan semua dendam politik, Bupati dan Wakil Bupati adalah milik rakyat Sikka,” tegas Wera.
Kepada semua komponen elemen masyarakat di Sikka,Bupati dan wakil Bupati mengajak untuk bersama-sama membangun Sikka yang harmonis sehingga terhimpun pikiran maupun ide dan gagasan untuk membangun Kabupaten Sikka kedepan kearah yang lebih baik sesuai harapan masyarakat Sikka.
Selanjutnya Bupati dan Wakilnya diarak menuju Gereja Lokaria dengan pawai kendaraan guna mengikuti misa syukur yang dipimpin Uskup Maumere, Mgr. Khaerubim Pareira, SVD sebagai awal dimulainya berbakti.
Turut hadir pula dalam misa tersebut, mantan wakil Bupati Sikka Drs. Ansarera, pejabat dijajaran Pemkab Sikka, anggota DPRD, tokoh agama serta ribuan masyarakat Sikka.
Dalam khotbah misa syukur yang dipimpin Uskup Pareira, SVD, Uskup menghimbau kepada pasangan Bupati-Wakil yang baru untuk senantiasa mendirikan pemerintahan diatas wadas yang kokoh sehingga dapat menjadi benteng untuk melindungi rakyatnya dari segala marah bahaya. (mer)



Kesejahteraan Tutor PAUD Masih Minim

Belu, Lentira
Para Tutor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Belu meminta perhatian dari pemerintah setempat terkait kesejahteraan mereka yang masih minim.
Hal tersebut terungkap pada acara pelatihan Tutor PAUD yang dilaksanakan oleh Sub Dinas Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu selama tiga hari yang berlangsung dari tanggal 2-4 Juni 2008 di Hotel Paradiso Atambua.
Menanggapi keluhan para tutor, Kasubdin PLS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Belu, Drs. Dominikus Mali mengatakan, para tutor sebenarnya tidak memiliki gaji, artinya mereka bekerja secara sukarela. Namun pemerintah tetap memperhatikan para tutor dengan memberikan sedikit biaya transportasi sebesar Rp 200 ribu setiap bulan.
Menurut Mali, pemberian biaya transport tersebut hanya sebatas pada PAUD yang sudah diakomodir oleh Subdin PLS. Sedangkan PAUD yang belum mendapat rekomendasi dari pemerintah, biaya transport para tutor dibayarkan sendiri oleh pengelolah PAUD.
Namun demikian kedepan janji Mali, pemerintah akan memperhatikan agar para tutor tersebut dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
(PAUD, demikian Mali merupakan proses pembinaan anak sejak dini yaitu anak pada usia antara 0-6 tahun. Dalam hal ini anak dilatih untuk lebih mengenal dunia luar sebelum beranjak pada pendidikan yang lebih tinggi.
Pelatihan yang diikuti 33 orang yang terdiri dari 20 orang berasal dari PAUD bimbingan pemerintah dan 13 orang berasal dari PAUD bimbingan beberapa Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) antara lain dari NGO dan CCF bertujuan agar para tutor terlatih secara profesional dalam mendidik, membina dan membimbing anak usia dini dimasing-masing PAUD.
Dari data yang ada pada Subdin PLS Kabupaten Belu, jumlah PAUD di Kabupaten Belu sebanyak 95 unit yang terdiri dari 45 unit binaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Belu, 49 unit binaan NGO dan CCF.
”Diharapkan dengan adanya kegiatan pelatihan ini para tutor benar-benar trampil dan profesional dalam menjalankan tugasnya ketika kembali ke PAUD masing-masing,” imbuhnya.




Program Ekonomi Jadi AndalanRote Ndao, Lentira
Keberadaan Lembaga Investasi Masyarakat (lira Q) di Kabupaten Rote Ndao mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya dibidang ekonomi karena Lira Q memberikan pinjaman penguatan modal usaha dengan bunga pengembalian yang rendah. Pernyataan tersebut diungkapkan salah seorang mitra ekonomi Lira Q, Juliana Ndolu yang sudah menjadi mitra ekonomi lira Q selama kurang lebih delapan bulan dan sudah memasuki pinjaman tahap ketiga, yakni sebesar Rp 2 juta.
Usaha yang dijalani Ndolu terbilang sederhana, yakni usaha ayam potong. Kepada lentira dirinya mengaku usaha yang dijalankannya di desa Ba,adale mengalami peningkatan setelah menjadi mitra Lira Q.
"Sebelum bermitra dengan Lira Q, saya hanya menjual ayam sebanyak dua sampai tiga boks. Tapi setelah bermitra dengan Lira Q saya bisa menjual lima sampai enam boks ayam,"akunya.
Menurutnya, program ekonomi Lira Q sangat bermanfaat bagi masyarakat kecil karena dapat mengembangkan usaha dengan bimbingan dari Lira Q. Selain itu lanjutnya, masyarakat juga tahu tentang bagaimana caranya mengelola sebuah usaha dengan modal kecil atau pas-pasan agar kedepan mendapatkan keuntungan yang besar walaupun memerlukan ketekunan dan kesabaran dalam menjalankannya. ”Program penguatan ekonomi Lira Q memberikan bantuan penguatan modal usaha kepada masyarakat dan bersifat pembinaan kepada masyarakat bagaimana cara mengembangkan usahanya menjadi lebih baik,”ujarnya.
Sesuai visi Lira Q yakni menjadikan mitra orang kaya, maka ketika disinggung mengenai program ekonomi realisasi yang saat ini tidak berjalan, maka menurut Ndolu, sebaiknya program penguatan ekonomi segera dilaksanakan karena itu akan membantu masyarakat terutama usaha kecil.
Diakui Ndolu, selama inidi kabupaten Rote Ndao, khususnya di Kota Ba,a, berdasarkan pengamatannya selama ini Lira Q distrik Rote Ndao sudah berjalan dengan baik seperti program penguatan ekonomi dan pendidikan. Hal tersebut memang benar-benar dirasakannya sehingga dirinya berharap agar Lira Q membuat suatu terobosan baru dalam hal ini program baru yang bisa langsung menyentuh masyarakat.
Harapan dari masyarakat atau mitra Lira Q tentunya menjadi tugas staf Lira Q distrik Rote Ndao agar kedepan dalam menjalankan program selalu mengutamakan kepetingan masyarakat serta dalam menjalankan programnya mendapat dukungan dari pemerintah maupun masyarakat. (oby)




SK Gubernur Dinilai Tidak Memihak Pengusaha Angkutan

SoE, Lentira
Kenaikkan BBM membawa dampak yang besar bagi masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Seperti pada mogoknya angkutan yang dilakukan para supir angkot. Akibatnya harga jasa ojas-pun melambung naik dengan harga yang bervariasi.
Aksi mogok para supir angkutan di Kota Soe dipicu oleh ketidapuasan Surat Keputusan Gubernur NTT nomor 125/Skep/HK/2008 tanggal 24 Mei tentang Penetapan Tarif Angkutan Penumpang yang dinilai masih memberatkan pengusaha angkutan yang berdampak pada pendapatan.
Menyikapi aksi demo para supir, Kepala Dinas Perhubungan TTS, Agus B. Payuk, SH mengatakan, Surat Keputusan Gubernur tanggal 24 Mei nomor 125/2008 tentang Penetapan Tarif Angkutan Penumpang Daerah Propinsi NTT merupakan acuan untuk Bupati/Walikota untuk menetapkan tarif angkutan penumpang. Artinya menyangkut tarif akan ditetapkan lebih lanjut dengan SK Bupatidengan mengacu pada SK Gubernur tersebut,” jelas Payuk.
Dijelaskan, untuk mengeluarkan satu kebijakan atau keputusan, Pemerintah sudah terlebih dahulu memikirkan dan mempertimbangkan plus minusnya. Tidak mungkin Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan untuk merugikan masyarakat dan menguntungkan pihak lain. “Suatu Kebijakan atau keputusan Pemerintah tentu ada plus minusnya, karena Pemerintah tidak mungkin memenuhi kebutuhan dan keluhan setiap individu,” jelasnya.
Menurut Payuk, Dengan naiknya harga BBM maka otomatis harga operasional kendaraan juga naik. Jadi tarif angkutan-pun harus dinaikkan. Dengan demikian maka tidak ada maksud pemerintah untuk menguntungkan pihak angkutan atau merugikan pihak pengguna karena yang jelas semua aspek sudah dipikirkan agar peraturan bisa berjalan.
Untuk itu pihaknya menghimbau kepada semua pihak agar sama–sama menjalankan keputusan Gubernur dengan sikap bijak agar semua berjalan dengan aman. (ike)




HUT IGTKI-PGRI Kabupaten TTS
Biasakan Anak Untuk Menciantai Alam

SoE, Lentira
Memperingati Hari Ulang Tahun Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak (IGTKI) PGRI yang ke-58 yang jatuh pada 22 Mei 2008 lalu, IGTKI TTS mengadakan kegiatan bersama bagi para guru TK se-Kabupaten TTS dengan mengambil tema IGTKI–PGRI bertekad memacu diri untuk meningkatkan kualitas serta inovasi pendidikan anak Indonesia.
Berbagai kegiatan untuk memperingati HUT IGTKI diikuti oleh 22 TK dari 143 TK yang terdaftar sebagai anggota IGTKI. Ke-22 TK tersebut terdiri dari 17 TK di Kota Soe dan lima TK yang berasal dari lima Kecamatan. Masing-masing Kecamatan Mollo Selatan, Mollo Utara, Amanuban Barat, Amanuban Tengah dan Kecamatan Kolbano.
Sedangkan TK-TK lain yang tidak terlibat disebabkan karena kegiatan tersebut bertepatan dengan Ujian Nasional Sekolah Dasar sehingga TK yang berdampingan dengan SD diliburkan.
Ketua IGTKI TTS, Jeanne V. Nafie disela-sela kegiatan menjelaskan, dari empat macam perlombaan yang direncanakan, ternyata hanya dua jenis lomba yang terlaksana. Hal tersebut disebabkan terbatasnya dana yang disiapkan panitia, karena untuk kegiatan tersebut, lanjut Nafie, panitia tidak menyiapkan dana anggaran khusus, tapi hasil swadaya dengan menggunakan dana/iuran wajib yang biasa disetor ke IGTKI Propinsi.
“Tapi dengan tekad yang kuat akhirnya kegiatan ini dapat terlaksana dengan dana yang bisa dibilang pas – pasan. Yang penting semua peserta gembira, sehingga lomba ini disebut IGTKI ceria,” jelas Nafie bangga.
Puncak kegiatan HUT IGTKI Kabupaten TTS dilakukan upacara dan yang bertindak sebagai Pembina upacara adalah Wakil Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan TTS, Drs. Jonatan Banunaek.
Dalam sambutan Ketua IGTKI Pusat yang dibacakan wakilKepala Dinas P dan K TTS, ketua IGTKI Pusat menghimbau kepada semua pengurus IGTKI–PGRI agar selalu mensosialisasikan kepada anggota IGTKI-PGRI menyangkut isu pemanasan global, baik melalui diskusi, seminar atau workshop dengan bekerja sama dengan instansi terkait.
Hal itu dengan maksud agar para guru dapat menyampaikan kepada anak sejak usia dini agar mereka dapat turut berpartisipasi dan membiasakan diri menjaga dan melestarikan lingkungan dengan mengajak anak–anak bersama–sama menanam pohon, membuat pagar hidup. (ike)




Lira Q District TTS Mulai Dilirik
SoE, Lentira
Usaha dan kerja keras staf lira Q District Timor Tengah Selatan mulai membuahkan hasil. Sosialisasi yang gencar dilakukan diberbagai tempat mulai tampak hasilnya.
Masyarakat yang belum pernah mendengar tentang Lira Q mulai tertarik dan mencari tahu keberadaan Kantor Lira Q District TTS dan kantor Sub–sub District yang bisa dihubungi agar bermitra dengan Lira Q melalui program investasinya.
Sampai akhir Mei 2008 Lira Q District TTS mencatat telah memiliki mitra beasiswa sebanyak 22 orang dari berbagai tingkat pendidikan, 10 mitra Quick Invest, 11 mitra Shortly, satu mitra Invest Jangka Panjang dengan jumlah investasi mencapai Rp 203.768.000 dan 1.289 mitra penguatan ekonomi dengan jumlah dana yang telah dikucurkan sebesar Rp 452.150.000.
“Itu semua merupakan hasil kerja keras dan usaha semua staf District TTS untuk mengajak orang berinvestasi. Orang lebih percaya untuk berinvest dengan lembaga – lembaga yang kuat,” ujar PTT DPM TTS, Crillas M. Boli, S.Sos.
Menurut Boli, jika dibandingkan dengan prosentase jumlah mitra yang berinvestasi di Lira Q District TTS tahun 2007 dan memasuki semester pertama 2008, lembaga Lira Q sudah mengalami peningkatan. Dan peningkatan tersebut lanjut Boli akan terus terjadi, karena Lira Q mulai diperhitungkan dalam kegiatan perekonomian di Kabupaten TTS.
“Ini juga menjadi pemacu bagi staf Lira Q District TTS agar semakin giat mensosialisasikan program–program Lira Q kepada masyarakat, karena dimana ada usaha di situ ada jalan,“ tegas Boli. (ike)