Menanggapi Pemberitaan NTT Pos

Lira Q Masih Tetap Eksis
Ngada, Lentira

Menyikapi pemberitaan NTT Pos edisi 70 tahun III Minggu IV Mei 2008 yang dinilai tendensius dan menyudutkan direktur Lira Q, Jufry D. Pakh, ternyata mendapat tanggapan beragam dari berbagai pihak, seperti tanggapan dari mitra Lira Q Distrik Ngada, Thomas Leu, yang mengatakan, dirinya tidak terpengaruh dengan pemberitaan tersebut karena menurutnya pemberitaan tersebut hanya bualan yang sengaja diciptakan untuk menjatuhkan citra Lira Q.
Lebih lanjut Leu yang mengaku telah bermitra dengan Lira Q tidak melihat seperti apa yang telah diberitakan Tabloid NTT Pos. Dan sejauh ini lanjutnya aktivitas Lira Q di distrik Ngada tetap berjalan seperti biasa. Bahkan menurutnya Lira Q semakin mendapat kepercayaan dari masyarakat karena Lira dianggap lembaga yang dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
Dari pantauan Lentira di kantor Lira Q distrik Ngada, terlihat semua staf Lira Ngada tidak terpengaruh dengan pemberitaan tersebut karena menurut mereka pemberitaan yang dilansir tabloid NTT Pos sesungguhnya merupakan salah satu bentuk kekecewaan dan hanya ingin mencari perhatian masyarakat.
Seperti yang diungkapkan Simplesius Bhato, SE, staf Lira Q distrik Ngada yang mengatakan, apabila staf bekerja sesuai dengan mekanisme atau prosedur kerja yang ada tidak mungkin pihak manejemen dalam hal ini pimpinan Lira Q secara sepihak memotong gaji karyawan.
Diakui sampai saat ini sejak berdirinya Lira Q distrik Ngada, seluruh staf tetap menerima gaji sesuai standar upah minimum Propinsi yang ditetapkan pemerintah serta ditambah tunjangan lain-lain serta bonus.
Dikatakannya, menyangkut koran Lentira, staf Lira tidak merasa dipaksa untuk mengantarkan koran kepelanggan karena Koran Lentira merupakan media sosialisasi Lira Q sehingga tugas mengantar Koran juga merupakan salah satu bentuk tugas staf Lira Q.
“Tugas staf Lira Q adalah menjaring mitra, karena mitra adalah prioritas utama bagi Lira Q. Untuk itu bila disikapi secara positif seharusnya seluruh staf Lira Q bersyukur dengan hadirnya Koran Lentira karena secara langsung kehadiran Lentira sangat membantu staf Lira Q dalam mensosialisasikan program kepada masyarakat,” tegas Bhato.
Lebih lanjut ditegaskan Bhato, kalau di Lira ada tugas tambahan untuk mengantarkan Koran kepada mitra mengapa dipersoalkan. Karena menurutnya ketika kita diterima menjadi staf Lira Q, berarti harus bisa menjalankan semua program kerja yang ada.
“Kita digaji oleh Lira, bukan oleh lembaga lain. Dimanapun kita bekerja apabila secara serius maka hasil kerja pasti akan diperhitungkan, begitupun di Lira Q,” tegasnya.
Senada dengan Bhato, staf Lira Q lainnya, Donatus Gopi, SE juga secara tegas menyatakan, sebagai seorang staf harus bertanya dulu kepada diri masing-masing, apa yang sudah diberikan kepada lembaga dan masyarakat sebelum menuntut lembaga untuk memenuhi keinginan diri.
“Kita harus bertanya kepada diri masing-masing apa yang kita buat kepada lembaga dan apa yang kita berikan kepada lembaga sebelum kita menuntut dari lembaga,” ungkap Gopi.

Penegasan yang disampaikan staf Lira Q district Ngada dipertegas oleh Distrik Program Manager (DPM) Ngada, Emerensiana Bupu, SE, yang mengatakan, staf Lira merupakan mitra sekaligus pelayan masyarakat sehingga apabila ditemukan persoalan sebaiknya diselesaikan secara lembaga sesuai dengan struktur organisasi lembaga.
Staf demikian Bupu adalah orang-orang yang dipercayakan untuk membantu tugas seorang pimpinan dalam hal ini perpanjangan tangan dari seorang Direktur. Untuk itu pihaknya mengajak agar semua staf Lira Q bersama membangun Lira dengan hati dan nurani. Dengan demikian kemitraan yang telah dibangun dengan masyarakat tetap terjalin dengan baik.
Dan menyikapi apa yang terjadi di Lira Q District Ende, Bupu menghimbau kepada masyarakat Ngada dalam hal ini mitra Lira Q Ngada jangan pernah ragu atau takut bermitra dengan LIRA Q karena mekanisme atau cara kerja lembaga Lira Q sama untuk seluruh district di NTT.
Namun manejemen yang dibangun untuk masing-masing district berbeda tergantung bagaimana seorang DPM bekerja memenage semua program-program Lira yang masuk ke masing-masing district.
“Sampai saat ini Lira Ngada masih tetap eksis berjalan dan bekerja sesuai dengan mekanisme yang diterapkan. Jadi marilah kita semua tetap bergandengan tangan untuk membangun NTT kearah yang lebih baik,”imbaunya. (eme)