Dinsos Tidak Jemput WNI Deportase

Kupang, Lentira
Sejak jalur penerbangan langsung dari Darwin menuju Nusa Tenggara Timur (NTT) di buka pada tahun 2004 lalu, seluruh proses penanganan para nelayan yang ditangkap oleh petugas bea dan cukai Australia karena melewati batas perairan di deportasi kembali ke Indonesia melalui pintu masuk NTT.
Setelah dideportasi oleh pemerintah Australia menuju ke Indonesia berdasarkan surat pengantar dari Konsulate Kedutaan Besar Indonesia di Darwin, agar proses pemulangannya ditangani langsung oleh Dinas Sosial Provinsi NTT.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Sosial NTT, Fransiskus Salem, SH ketika ditemui Lentira di ruang kerjanya pekan lalu. Dikatakan, sejak tahun 2004-2006 para nelayan yang di deportse tersebut selalu dijemput oleh pihak Dinas Sosial. Namun, sejak tahun 2007 lalu, mereka tidak lagi di jemput karena mampu mengurus dirinya sendiri.
Salem menjelaskan, Dinas Sosial tidak lagi menjeput para nelayan yang di deportasi karena setiap kali ada deportase dari pemerintah Australia terdapat orang yang sama. ”Dijemput juga sama saja karena hari ini di deportase besok kembali lagi di tangkap,” tandasnya.
Salem menyampaikan, proses pananganan bagi para deportan hanya dengan menyiapkan tempat penampungan bagi yang membutuhkan berupa penginapan, menyediakan makanan selama masih berada di Kupang dan menyiapkan biaya transportasi untuk pulang ke daerah asalnya.
Salem juga menambahkan, sejak april hingga bulan mei tahun 2008, Dinas Sosial NTT telah menangani sedikitnya 47 warga negara indonesia yang di deportasi dari pemerintah Australia melalui pintu gerbang penerbangan NTT-Darwin dan hanya 2 orang yang berada di penginapan.
”Dari ke 47 deportan tersebut hanya 2 orang yang menginap sedangkan deportan lainnya tinggal bersama keluarganya dan hanya melaporkan diri sehingga bisa dipulangkan ke daerah asalnya, ujar Salem.
”Anggaran yang digunakan oleh Dinas Sosial untuk membantu para deportan pulang ke daerah asalnya masing-masing sesuai biaya tiket kapal laut tanpa memberikan anggaran tambahan,” ungkap Salem. (ius)