7 orang Staf Lira Q Distrik Ende Dipecat

Ende, Lentira
Dari total 72 staf Lira Q di Distrik Ende, 7 orang staf telah dipecat karena diduga menggunakan atau menggelapkan uang program diluar ketentuan lembaga, salah satu dari 7 orang tersebut yaitu mantan Manager Personalia (MP) Vincentius Wollo, Lira Q distrik Ende.
Sanksi pemecatan yang diterapkan oleh Direktur Lira Q Jufri Deny H. Pakh, ST, merupakan satu-satu pilihan sebab ke 7 orang tersebut selain menyalahgunakan keuangan lembaga juga membeberkan hal ini melalui media cetak lokal, padahal jika dilihat hal ini dapat diurus secara kelembagaan sehingga dampaknya tidak ada pihak yang dirugikan.
Menanggapi hal ini Monitoring and Evaluation Distric (MED) Daratan Flores dan Sumba, Abdul Munir Ismail, SP, yang ditemui Lentira Sabtu (24/5) pekan lalu di Hotel Safari Kota Ende mengakui persoalan ini. Dirinya menjelaskan bahwa, keputusan yang diambil oleh Direktur Lira Q tidak dapat dianulir oleh siapapun, sebab 7 orang itu secara langsung telah mencoreng nama lembaga bahkan telah menelanjangi dirinya sendiri.
“Banyak hal yang membuat kita sulit untuk menempuh suatu perubahan menuju kehidupan yang lebih baik jika masih terpatri pada “egoisme” siapa saya dan saya siapa. Tidak itu saja ini ada kaitannya dengan pemberitaan sebuah media lokal yang menuliskan bahwa Direktur Lira Q meminta stafnya menjadi penjual koran atau loper, ” jelas Munir.
Lebih jauh disampaikan Munir bahwa sejak 2 bulan lalu ia telah berada di Ende untuk menyelesaikan masalah kruisal yang dihadapi oleh Lira Q Kabupaten Ende berkaitan dengan penggunaan uang program untuk membantu masyarakat Ende yang disalahgunakan oleh beberapa staf untuk kepentingan pribadi diluar ketentuan yang telah ditetapkan Direktur Lira Q.
“Sebagai contoh yaitu didalam kontrak Pinjaman Uang dari Kantor Lira Q dituliskan bahwa uang dipinjam sebesar Rp.1,5 juta dan diangsur perminggu 75 ribu rupiah, namun oleh staf yang menggunakan dana tersebut justru mengembalikan tidak sesuai dengan kontrak yang telah ia tandatangani sendiri diatas materai 6 ribu, Rumor yang berkembang semacam kita Lira Q tidak mampu menggaji karyawan namun seyogyanya disampaikan bahwa Direktur Lira Q melalui suatu keputusan menetapkan telah memecat karyawan-karyawan yang menyalahgunakan anggaran tersebut dan meminta maaf kepada masyarakat Ende karena oleh karena ulah beberapa karyawan tersebut telah membuat mandeknya pelayanan bantuan ekonomi untuk masyarakat Ende selama masa pemeriksaan oleh MED berlangsung,” tutur Munir.
Lebih jauh lagi disampaikan oleh Munir bahwa, staf diwajibkan menjalankan program Sosialisasi Kemitraan melalui Media Lentira sebagai Media Lira Q untuk mewujudkan penyaluran informasi program yang profesional karena keterbatasan sumber daya manusia dalam staf Lira Q yang direkrut.
“Kerap kali informasi yang diterima dari Direktur Lira Q tidak mampu dijalankan oleh staf disini karena mereka kurang memahami sistem pemberdayaan staf yang diterapkan Direktur Lira Q,” ungkapnya.
Menjadi Staf Lira Q bukan harus selalu mengandalkan seragam dan tanda pengenal yang melekat pada masing-masing individu, akan tetapi lebih dari bagaimana ketika menjadi staf Lira Q dapat memahami bahwa Lira Q membimbing ke arah “Leadership” dan dibentuk menjadi masyarakat siap pakai dalam setiap kondisi, waktu dan kesempatan.
Munir juga membacakan pesan singkat Direktur Lira Q melalui SMS (Short Message Service) yang menuliskan : Yth. MED NTT, ajarkan kepada staf bahwa bukan apa yang melekat pada kita adalah nilai jual kita, namun apa yang kita berikan dan sampaikan sehingga dipahami masyarakat kita adalah pelayanan yang perlu kita wujudkan, hindari mental karena Kita “Pegawai”.
“Direktur Lira Q tidak menerima gaji, tidak diberi tunjangan operasional dalam pekerjaannya, apa mungkin dia menghendaki kita menjalankan hanya sekedar cari keuntungan? Saya saja sebelum diterima sebagai staf Lira Q justru dilatih oleh beliau sebagai Penjual Sayuran di pasar Oeba Kota Kupang dan Petani di Kebun, beranikah saudara menerima tantangan seperti itu??,” imbuh Munir menutup pembicaraannya dengan Lentira. (tim)